Jumat 02 Oct 2020 18:16 WIB

Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca Berlanjut di Jepang

Uji coba kandidat vaksin Covid-19 AstraZeneca masih terhenti di Amerika Serikat.

Uji klinis vaksin Covid-19 sedang dijalankan oleh sejumlah perusahaan dan negara di dunia. Perusahaan AstraZeneca menunda uji klinis vaksinnya di Amerika Serikat setelah seorang relawan mengalami reaksi negatif.
Foto: AP Photo/Hans Pennink
Uji klinis vaksin Covid-19 sedang dijalankan oleh sejumlah perusahaan dan negara di dunia. Perusahaan AstraZeneca menunda uji klinis vaksinnya di Amerika Serikat setelah seorang relawan mengalami reaksi negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan farmasi AstraZeneca Plc pada Jumat mengatakan bahwa uji klinis dari vaksin Covid-19 eksperimental mereka berlanjut di Jepang. Produsen obat asal Inggris itu mengatakan, uji coba tahap awal hingga pertengahan untuk kandidat vaksin penawar virus corona baru dilanjutkan di Jepang setelah berkonsultasi dengan regulator kesehatan nasional, Badan Farmasi dan Alat Kesehatan Jepang.

AstraZeneca juga menyebutkan bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan para regulator tentang data yang diperlukan untuk memulai kembali penelitian di Amerika Serikat, di mana hal itu masih ditunda. Beberapa uji coba global vaksin, AZD1222, ditunda bulan lalu setelah terjadi penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada satu peserta penelitian.

Baca Juga

Sementara sebagian besar uji coba vaksin AZD1222 telah dilanjutkan. Uji coba di Amerika Serikat masih dalam penundaan karena para regulator memperluas penyelidikan mereka, seperti dilaporkan Reuters pada Rabu. Uji coba vaksin buatan AstraZeneca itu telah dimulai kembali di Inggris, Brasil, Afrika Selatan, dan India.

Regulator kesehatan Eropa pada Kamis (1/10) mengatakan, mulai meninjau vaksin Covid-19 eksperimental buatan AstraZeneca bersama University of Oxford, dalam sebuah langkah yang bertujuan mempercepat proses persetujuan untuk digunakan. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menyatakan komitenya yang menangani pengobatan untuk manusia mulai mengevaluasi data pertama mengenai vaksin tersebut dan akan berlanjut sampai data yang memadai tersedia dan permohonan resmi diajukan.

Kabar itu membuka peluang besar untuk menjadikanya vaksin pertama yang disetujui di kawasan tersebut. Perkembangan tersebut terjadi hanya beberapa pekan setelah sejumlah uji klinis global dihentikan setelah seorang relawan pengujian mengalami penyakit yang tidak jelas.

sumber : Antara, Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement