Jumat 02 Oct 2020 19:22 WIB

Tol Laut Mampu Turunkan Biaya Logistik hingga 25 persen

Tol laut juga momentum memperbaiki infrastruktur dan menghadirkan investasi.

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Foto udara aktivitas bongkar muat di kawasan pier 1 Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta Utara, Kamis (16/7/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, mengoptimalkan peran tol laut untuk melayani pengiriman logistik ke 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia saat pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Foto udara aktivitas bongkar muat di kawasan pier 1 Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta Utara, Kamis (16/7/2020). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, mengoptimalkan peran tol laut untuk melayani pengiriman logistik ke 26 trayek menggunakan 26 kapal dengan 99 pelabuhan singgah di seluruh Indonesia saat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA--PT Karya Citra Nusantara menilai program tol laut yang dijalankan pemerintah bisa menurunkan biaya logistik hingga 25 persen.  Sebab selama ini banyak orang mengandalkan angkutan darat untuk logisitik. 

Direktur Utama Karya Citra Nusantara Widodo Setiadi mengatakan angkutan darat mulai dari infrastruktur hingga muatan sangat terbatas, sehingga angkutan laut untuk sebut dia bisa menjadi pilihan alternatif, terlebih lagi negara Indonesia kebanyakan kepulauan. 

"Contoh kalau truk itu sebesar-besarnya berapa ton paling 45 ton itu pun jalannya rusak. Jadi potensi yang terbesar itu dari laut, laut pakai kapal mau ukuran berapa 10.000 ton, 3.000 ton, bahkan 50 ribu ton, atau super tanker minyak 300 ribu ton. Selama infrastrukturnya memadai, kalau engga kapal juga engga bisa sandar," ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (2/10).

Menurut Widodo adanya tol laut juga momentum memperbaiki infrastruktur dan menghadirkan investasi. Adanya tol laut, mau tak mau pelabuhan di daerah pelosok dikembangkan sehingga bisa menyandarkan kapal yang bermuatan besar. 

Selain itu,  biaya logistik yang murah bakal membuat investor tertarik berinvestasi di Indonesia.  "Apalagi ada pandemi covid, kalau bicara ekonomi logistiknya harus jalan, tidak mungkin jalan kalau tidak ada infrastrukturnya. Dan tidak mungkin swasta bangun harus pemerintah dulu, baru turunannya pengusaha, BUMN, swasta," katanya.

Dalam hal ini, Widodo menambahkan, KCN juga mengambil peran dalam program tol laut ini. Sebab, adanya dermaga yang dikelola KCN, proses bongkar muatan barang curah bisa dikerjakan oleh KCN. 

"Kalau dari Kemenhub, tugasnya KCN kan mendukung pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan Tanjung priok itu kan internasional itu tak boleh dua jenis barang untuk kegiatan. Contoh Tanjung priok dikhususkan barang kontainer tak boleh barang curah, nah barang curahnya KCN," ucapnya.

KCN melakukan pembangunan dermaga atau Pier 2 dan Pier 3 Pelabuhan Marunda dengan nilai investasi Rp 9 triliun. Jika Pier 1, 2, dan 3 rampung dibangun, maka KCN bisa melakukan dwelling time sebesar 7.500 ton dalam satu waktu. Secara tahunan, pelabuhan yang dikelola KCN, bisa menampung kapasitas kapal dan aktivitasnya sebesar 35 juta ton sampai 40 juta ton.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement