Jumat 02 Oct 2020 19:38 WIB

Puluhan Rumah di Pandeglang Rusak Akibat Puting Beliung

Selain rumah, ada juga beberapa fasilitas umum dan tempat ibadah yang rusak ringan.

Warga mengecek kondisi rumahnya yang roboh akibat diterjang angin puting beliung. Ilustrasi
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Warga mengecek kondisi rumahnya yang roboh akibat diterjang angin puting beliung. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Puluhan rumah rusak berat dan rusak ringan di dua kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang akibat hujan besar yang disertai angin puting beliung yang terjadi Kamis (1/10) siang.

"Jumlah keseluruhan rumah warga yang rusak 137 unit. Di antaranya sebanyak 11 rumah rusak berat dan 11 rusak sedang, 115 rusak ringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten, Nana Suryana di Serang, Jumat (2/10).

Selain bangunan rumah, kata Nana, ada juga beberapa fasilitas umum dan tempat ibadah yang rusak ringan.

Bencana angin puting beliung dan angin kencang terjadi di Kecamatan Sindangresmi pada Kamis, 1 Oktober 2020, pukul 14.30 WIB. Hujan besar dan petir serta angin puting beliung melanda Kampung Leuwi Hoe, Desa Pasir Loa Kec. Sindangresmi dan di Kecamatan Angsana Kabupaten Pandeglang.

"Sebanyak 137 KK yang jadi korban. Ada sebagian yang mengungsi ke kantor desa dan tempat saudaranya," katanya.

Nana mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, hanya satu orang korban mengalami luka-luka karena tertimpa material kayu.

"Kami bersama BPBD Pandeglang sudah menurunkan para relawan termasuk TNI, Polri dan instansi terkait untuk membantu warga, termasuk menyalurkan bantuan bagi warga," kata dia.

Nana meminta warga tetap waspada dan mengantisipasi bencana seperti banjir, longsor termasuk angin puting beliung sehubungan telah datangnya musim hujan di wilayah Banten.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement