REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pecatur Indonesia GM Susanto Megaranto, menjuarai turnamen catur daring internasional bertajuk "Joytu Sheikh Hasina". Kompetisi ini diselenggarakan di Dhaka, Bangladesh, pada 24-26 September 2020 yang diikuti 74 peserta dari 14 negara.
Susanto tampil meyakinkan dengan tujuh poin dari sembilan babak sistem Swiss. Meski ada dua pecatur lain yang membukukan angka sama, yaitu GM Narayanan S.L (India) dan GM Amin M Tabatabaei (Iran), namun keduanya kalah tie-break berbeda 0,5 dan 1 poin lebih rendah.
"Kami sambut gembira kemenangan Susanto ini. Semoga ini bisa menjadi langkah awal dia percaya diri masuk ke Club Super Grandmaster," tutur Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto, dalam keterangan resminya, Jumat (2/10).
Dia menjelaskan, "Club Super Grandmaster" adalah kelompok para GM peringkat atas dunia yang memiliki kalendar turnamen catur tersendiri. Tujuh poin yang direbut Susanto adalah hasil lima kali menang dan empat kali remis.
Hal yang paling membanggakan dari kemenangan Susanto ialah melampaui sekondan lima kali juara dunia catur GM Viswanathan Anand, yaitu GM Surya Shekhar Ganguly pada babak keenam. Setelah itu Susanto main aman tiga kali remis dan menjadi juara tanpa terkalahkan.
Susanto merebut hadiah pertama sebesar 1.200 dolar AS atau sekitar Rp18 dari total hadiah 6.500 dolar (Rp100 juta) yang disediakan oleh Dewan Catur Asia Selatan pimpinan Dr. Benazir Ahmed BPM. Sebagai informasi, Benazir Ahmad juga menjabat Presiden Federasi Catur Bangladesh, sementara Joytu Sheikh Hasina adalah Perdana Menteri Bangladesh yang menjabat untuk periode keempat kalinya pada 2019.
Dalam turnamen ini PB Percasi juga mengirimkan IM Novendra Priasmoro sebagai wakil dari Indonesia sesuai dengan permintaan Federasi Catur Bangladesh. Novandra tampil tidak mengecewakan.
Sampai lima babak kedua pecatur Indonesia sama-sama memimpin setelah saling bermain remis. Pada empat babak awal hanya kedua pecatur Indonesia tersebut yang mampu menyapu bersih empat lawannya.
Namun Novendra mengalami dua kekalahan dari sembilan babak. Kekalahan dari GM Amin Tabatabae (Iran) pada babak terakhir membuatnya merosot ke peringkat sembilan dengan enam poin.
Namun capaian Novendra terbilang tetap membanggakan karena dari sembilan babak, dia mendapat tujuh lawan bergelar Grandmaster. Sejak babak ketiga seluruh lawan Novendra bergelar GM.