REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin hari kasus Covid-19 di Indonesia mengkhawatirkan karena jumlah kasus yang terus meningkat. Dalam waktu mendekati tujuh bulan pandemi terjadi, kasus Covid-19 mendekati angka 300 ribu kasus.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada 30 September 2020, 4.284 kasus Covid-19 baru dan 287.008 terkonfirmasi kumulatif dilaporkan secara nasional. Republika mengutip laporan WHO, dijelaskan pada 21 sampai 27 September 2020 adalah jumlah mingguan tertinggi sejak awal pandemi dengan 30.537 kasus baru.
Pada periode 21-27 September, terjadi penambahan rata-rata 4.362 kasus baru per hari. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 3.756 per hari selama tujuh hari sebelumnya.
WHO mengingatkan, jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari bukanlah jumlah orang yang tertular Covid-19 pada hari itu. Pelaporan hasil yang dikonfirmasi laboratorium mungkin memerlukan waktu hingga satu pekan sejak waktu pengujian. Oleh karena itu, butuh dasar epidemiologi untuk analisis lebih lanjut.
Menurut WHO, per 30 September terdapat 59,4 persen kasus yang dikonfirmasi berada di pulau Jawa yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat adalah empat provinsi teratas dalam hal jumlah kasus yang dikonfirmasi. Sedangkan, Sulawesi Selatan adalah satu-satunya provinsi di luar Jawa yang termasuk dalam lima provinsi teratas dalam hal jumlah kasus terkonfirmasi.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (2/10)
(Sebuah utas)#BersatuLawanCovid19 #dirumahaja #JagaJarak #adaptasikebiasaanbaru pic.twitter.com/pbmvu5oSMI
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) October 2, 2020
Kendati sudah tujuh bulan berlangsung, tren penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat, bahkan belum menunjukkan adanya penurunan. Lantas kapan Indonesia mencatatkan puncak kasus Covid-19? Sampai kapan gelombang pertama ini berlangsung?
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui tren kasus Covid-19 masih tinggi saat ini. Hal itu, menurutnya, menandakan penularan yang masih tinggi di tengah masyarakat. Soal kapan puncak kasus terjadi dan kapan trennya menurun, Wiku mengembalikannya kepada pola aktivitas masyarakat.
Menurutnya, bila masyarakat mampu menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, niscaya tren penambahan kasus Covid-19 akan turun. Sebaliknya, jika masyarakat masih abai mematuhi protokol kesehatan, maka tak menutup kemungkinan gelombang pertama pandemi di Indonesia belum akan berakhir dalam waktu dekat.
"Kalau kita ditanya kapan angka akan tertinggi dan kemudian turun, semua tergantung pada kita sendiri. Angka ini akan turun pada saat perilaku di masyarkat semua kompak menjalankan protokol kesehatan, bergotong royong, angka ini akan turun. Apabila kita lengah lagi, angka ini akan naik lagi," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Kamis (1/10).