Sabtu 03 Oct 2020 05:52 WIB

Ganjar Kirim Tim Selidiki Penyebab Padamnya Api Abadi Mrapen

Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam.

Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHO
Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Gubernur Ganjar Pranowo mengirimkan tim khusus dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah untuk menangani peristiwa padamnya api abadi Mrapen yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan.

"Saya minta Dinas ESDM untuk mengecek, apakah ada sesuatu yang menyebabkan matinya api abadi Mrapen. Apakah karena cadangan sumber daya yang ada di dalamnya habis atau karena ada pengaruh eksploitasi dari kanan kirinya. Saya minta dilakukan pengecekan," katanya di Semarang, Jumat (2/10).

Menurut Ganjar, jika peristiwa padamnya api abadi Mrapen akibat sumber gas yang ada di dalamnya habis, maka itu berarti karena faktor alam.

Ia mengumpamakan, di bagian bawah api abadi Mrapen terdapat ruangan-ruangan yang berisi gas yang keluar sedikit demi sedikit sebagai sumber dari api abadi tersebut. Kemungkinan lain yang menjadi penyebab padamnya api abadi Mrapen yakni adanya gangguan dan eksplotasi wilayah yang ada di sekitarnya.

"Mungkin ada gangguan kiri kanannya, bisa jadi ternyata di sebelahnya ada orang yang melakukan tindakan yang mengganggu. Umpama, ada orang menggali di sini, kemudian gasnya bocor ke lubang yang digali itu. Saya minta tim mengecek dan menyelidiki sekaligus melakukan penelitian," ujarnya.

Kalau padamnya api abadi Mrapen itu disebabkan karena adanya aktivitas eksploitasi disekitarnya, Ganjar meminta tim melakukan tindakan. "Saya minta ahli-ahli geologi ini untuk melakukan tindakan, tapi sekarang sedang kita cek, saya minta dilapori perkembangannya," katanya.

Seperti diwartakan, api abadi Mrapen diketahui padam sejak 25 September 2020 dan berdasarkan keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto, sebelum padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur yang berlokasi tak jauh dari Mrapen.

Kompleks api abadi Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut api sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

Banyak peristiwa besar mengambil api dari kompleks api abadi Mrapen sebagai sumber obornya seperti Pekan Olahraga Nasional dan upacara Peringatan Hari Raya Waisak.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement