Ahad 04 Oct 2020 04:45 WIB

Gambaran Kiamat Surat Al-Infithar dan 2 Golongan Tersisa

Surat Al-Infithar menggambarkan kondisi alam semesta pada hari kiamat.

Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Alquran surat Al-Anfithar menggambarkan bagaimana kondisi pada kiamat kelak. Dan yang terpenting surat ini menjelaskan pengelompokkan umat manusia menjadi dua bagian utama. 

Tentang bagaimana penggambaran terjadinya hari kiamat disebutkan: 

Baca Juga

إِذَا ٱلسَّمَآءُ ٱنفَطَرَتْ وَإِذَا ٱلْكَوَاكِبُ ٱنتَثَرَتْ وَإِذَا ٱلْبِحَارُ فُجِّرَتْ وَإِذَا ٱلْقُبُورُ بُعْثِرَتْ  عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ

"Apabila langit terbelah, apabila bintang-bintang jatuh berserakan, apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan dibongkar, maka setiap jiwa mengetahui apa yang telah dikerjakan dan dilalaikannya. (QS Infithar: 1-4).

Ini adalah di antara deskripsi Alquran tentang hari kiamat datang. Bumi bergoncang, langit runtuh, gunung hancur, orang mati bangkit, dan seterusnya. Intinya tidak ada suasana ketenangan lagi waktu itu. Alam semesta menuju kehancurannya. Namun, bukan berarti alam semesta bubar, tapi bagi manusia inilah tahap awal meniti kehidupan baru menuju akhirat.

Umumnya di sanalah baru manusia sadar rupa-rupanya kiamat telah datang. Di hari itu, barulah dia menghisab diri dan muncul rasa penyesalan bahwa selama hidup dia telah terkesima dengan dunia dan menuruti keinginan hawa nafsu. Namun, begitu kiamat datang dia sangat takut karena memikirkan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Entahlah, seharusnya kita sadar dari awal tentang siapa yang menciptakan kita, untuk apa kita diciptakan, dan kemana kita akan kembali? Ternyata tidak, banyak yang menyesal ketika kiamat tiba. Apakah Allah SWT tidak pernah memberikan peringatan? Setiap waktu kita disuguhi dengan peringatan, tapi kita tidak pernah mau menyadarinya. Berbagai musibah yang menimpa; sakit, kematian, tsunami, gempa, badai, virus, dan lain-lainnya seharusnya mampu membangun kesadaran kita.

Maka, dalam ayat selanjutnya Allah SWT merasa heran dengan manusia. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلْإِنسَٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ ٱلْكَرِيمِ ٱلَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ فِىٓ أَىِّ صُورَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِٱلدِّينِ

“Dia pun berfirman, ‘Wahai manusia, apakah yang telah memperdayai kamu (berbuat durhaka) kepada Tuhanmu yang Mahapengasih, yang menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuhmu seimbang, dalam bentuk apa saja yang kamu kehendaki, dia menyusun tubuhmu, sekali-kali tidak. Bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.” (QS Infithar: 6-9).

Dalam ayat di atas secara terang-terang Allah menunjukkan kekuasaannya atas manusia. Namun begitulah, manusia itu masih saja remeh terhadap kiamat yang identik dengan momen laporan pertanggungjawaban. Selanjutnya Allah SWT berfirman lagi (QS Infithar: 10-12).

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَٰفِظِينَ كِرَامًا كَٰتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.”     

Lagi-lagi Allah SWT heran dengan sikap manusia yang remeh terhadap agama dan kebenaran. Padahal, dia selalu dimonitor dua malaikat pencatat amal, dan semua itu tidak mungkin direkayasa, tapi apa adanya. Tidak ditambah dan tidak dikurangi.

Maka, nanti di hari kiamat hanya ada dua kelompok manusia, yakni abrar dan fujjar. Abrar akan menempati surga dan menemukan kenikmatan di sana. Sedangkan fujjar akan menempati neraka dan akan mengalami siksaan yang amat berat. Inilah yang digambarkan pada surah Infithar ayat 13-16.  

إِنَّ ٱلْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ وَإِنَّ ٱلْفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍ يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ ٱلدِّينِ وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَآئِبِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.”

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement