REPUBLIKA.CO.ID, GRAND RAPIDS -- Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyampaikan simpati kepada Presiden Donald Trump atas diagnosis virus corona. Dia memanfaatkan momen itu sebagai pengingat krisis kesehatan dunia yang telah melanda negara itu dengan sangat keras.
Setelah Gedung Putih mengumumkan Trump akan menghabiskan beberapa hari di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, tim kampanye Biden mengatakan akan menghapus iklan negatifnya. Setelah itu, Biden mengatakan dari negara bagian Michigan bahwa ini tidak bisa menjadi momen partisan. Menurutnya, warga AS harus bersatu sebagai sebuah bangsa.
Berbicara dari tempat parkir aula serikat pekerja sambil mengenakan masker, Biden mengatakan diagnosis Trump adalah pengingat bahwa AS harus menangani virus corona dengan serius. "Ini tidak akan hilang secara otomatis," ujarnya.
Satu bulan sebelum Hari Pemilihan, Biden menghadapi momen unik dalam kampanye presiden yang kacau balau. Dia harus menyeimbangkan penyakit lawannya dan efek destabilisasi di Washington sambil membuat argumen penutup bahwa virus corona serius dan membutuhkan kepemimpinan yang lebih kuat di Gedung Putih.
Trump pun mengonfirmasi hasil tes positif pada Jumat (2/10) pagi. Sementara itu, Biden, yang menghabiskan 90 menit di atas panggung bersama Trump dalam debat pertama telah dites dengan hasil negatif. Calon wakil presidennya, Senator California Kamala Harris, juga dinyatakan negatif terkena virus.
Meksi calon Demokrat menunjukan hasil negatif, beberapa tokoh Demokrat berhati-hati untuk menyinggung diagnosis Trump setelah terus-menerus melanggar pedoman kesehatan. Hal ini disadari dapat memiliki implikasi politik.
Ahli strategi Demokrat, Maria Cardona, mengatakan Biden tidak perlu memberi tahu para pemilih secara eksplisit bahwa dia benar. "Dia tidak perlu bilang aku sudah bilang begitu. Sejarah mengatakan saya sudah bilang begitu," katanya.
Tapi, pengumuman positif virus corona Trump berdampak pula bagi Biden. Perkembangan tersebut terjadi pada saat yang sangat penting dalam kampanye.
Kampanye Biden baru mulai meluncurkan kampanye secara langsung, setelah sebagian besar berfokus pada acara virtual karena pandemi. Biden meningkatkan kecepatan kampanyenya awal pekan ini dengan tur kereta tujuh perhentian di Ohio dan Pennsylvania. Dia berencana untuk menjelajah ke Barat minggu depan untuk acara kampanye pertamanya di Arizona.
Kampanye Biden menolak berkomentar kemungkinan rencana itu akan berubah di kemudian hari. Sementara itu, Trump telah membatalkan semua acara tatap muka, dengan rencana untuk mengadakannya secara daring.
Juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengecam Biden atas keputusan memulai kampanye tatap muka setelah menyatakan kepeduliannya terhadap keselamatan relawan selama berbulan-bulan. "Joe Biden benar-benar munafik karena setelah berbulan-bulan mengatakan kampanye dari rumah ke rumah berbahaya dan akan membunuh orang, kampanyenya sekarang terlibat dalam melakukan hal itu karena dia tahu dia akan bekerja keras di lapangan," katanya.
Beda Trump dan Biden soal gaya penanganan corona
Biden telah lama menunjukkan sikap kontras dengan Trump dalam hal substansi dan gaya dalam menanggapi virus yang telah menewaskan lebih dari 205.000 orang AS.
Dia mengeluarkan banyak rencana untuk menangani kesehatan masyarakat dan implikasi ekonomi dari pandemi.
Sedangkan Trump sebagian besar telah menyerahkan kepada pejabat negara bagian dan lokal untuk membuat pedoman sendiri dalam menanggani Covid-19. Dia pun sering bertentangan dengan ahli kesehatan negara itu.
Biden telah mengambil pendekatan sederhana untuk kampanye tatap muka, sebagian besar menjaga jadwal yang lebih sedikit dari acara-acara kecil yang berjarak secara sosial. Dia sangat mematuhi rekomendasi kesehatan masyarakat negara bagian dan lokal mengenai masker.
Sementara itu, Trump telah melanjutkan aksi pertemuan besar-besaran yang para hadirin sering kali tidak memakai masker. Dia pun secara teratur mengolok-olok keputusan Biden untuk mengenakan masker di depan umum.