REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya pertumbuhan gerakan pemberdayaan komunitas kampung (GKK) di hampir seluruh daerah direspon posiif oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Wakil Kepala BPIP, Prof. Hariyono mengatakan gerakan pemberdayaan komunitas kampung berpotensi dan bisa dijadikan alternatif lahan pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila.
“Gerakan pemberdayaan komunitas kampung (hampir di setiap daerah ada) sebenarnya potensial dan bisa menjadi salah satu alternatif menjadi lahan aktualisasi nilai-nilai Pancasila,” tulis Hariyono dalam diskusi singkat di WAG ISRI (Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia) Cendikiawan Nasional, Sabtu (3/10).
Guru Besar Universitas Negeri Malang itu berpendapat, aktualisasi nilai-nilai Pancasila melalui Gerakan pemberdayaan komunitas desa lebih banyak melakukan dialog kerja dan/atau fungsional, tidak sekadar diceramahi ideologi (dialog teoritis).
“(dalam praktiknya) mereka (warga) langsung bergotong royong antar tetangga untuk mengatasi masalah di kampung, sekaligus mengembangkan potensi yang ada. Beberapa kampung, misal kampung Anggur di kota Tangerang, kampung Karamba di Kabupaten Lumajang tidak hanya menjadi kampung yang asri dan inklusif, tetapi juga menjadi kampung yang inovatif dan produktif" tambah Hariyono.
Lebih lanjut Hariyono menjelaskan, kini antar komunitas kampung sudah punya koperasi. “Sekiranya koperasi antar kampung ini kelak bergerak juga dalam koperasi produksi dan distribusi dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat seyogyanya Nusantara”.
Seperti yang diketahu, salah satu yang menjadi perhatian dari BPIP untuk pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila dalam kurun waktu setahun terakhir adalah komunitas desa dan atau kampung.
Komunitas desa dan atau kampung merupakan komponen masyarakat yang harus diperhatikan dalam merumuskan kebijakan dalam melakukan pembinaan ideologi Pancasila, sesuai dengan mandate BPIP yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2018 tentang BPIP.
Pancasila bagi sebagian besar masyarakat telah menjadi laku hidup sehari hari. Dan Pancasila tidak berhenti hanya pada toleransi tetapi juga pada aspek inovasi dan prestasi. Toleransi menjadi landasan hidup rukun. Inovasi dan prestasi menjadi sarana untuk maju dan lebih berdaulat.