REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA CITY -- Pihak berwenang Guatemala mengatakan dalam beberapa hari terakhir mereka telah memulangkan lebih dari 3.000 imigran Honduras. Guatemala membubarkan banyak karavan imigran Honduras yang bergerak ke utara.
Pada Kamis (1/10) ribuan anggota karavan Honduras menyeberangi Guatemala tanpa izin. Mereka mendorong tentara di perbatasan untuk keluar dari kemiskinan yang kian buruk sejak pandemi virus corona.
Sabtu (4/10) pemerintah Guatemala mengatakan dalam insiden itu ada sebanyak 2.800 orang yang menyeberangi perbatasan. Sejak itu, tambah pemerintah Guatemala, mereka telah memulangkan 3.586 imigran.
Namun masih ada sejumlah imigran Honduras yang tampaknya menuju Meksiko. Pada Sabtu (3/10) petang sekitar 150 imigran ditampung sementara di Tecun Uman, yang berada dekat dengan perbatasan Meksiko. Pihak berwenang Guetemala mengatakan sekitar 200 imigran berada di pinggir jalan daerah Izabal, perbatasan antara Honduras dan El Petén, Guetemala.
Wakil Menteri Luar Negeri Guetemala Eduardo Sanchez meminta pemerintah Honduras untuk mengambil langkah menghentikan gelombang imigran menuju Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan di tengah pandemi, kesehatan anggota karavan imigran itu dalam bahaya.
"(Honduras belum) memikul tanggung jawab untuk mengambil tindakan pencegah demi menghindari masalah," kata Sanchez dalam pernyataannya.
Wakil Menteri Luar Negeri Honduras Nelly Jerez mengatakan pemerintahannya sedang berusaha mencegah rakyat mereka berimigrasi secara ilegal. Salah satunya dengan meningkatkan ketahanan ekonomi.
Institut imigran Honduras mengatakan mereka telah mencatat 533 orang yang dipulangkan Guatemala. Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador telah berusaha menahan gelombang imigran untuk menghindari perselisihan dengan Presiden AS Donald Trump.
Ia mengatakan gelombang imigran Honduras muncul tepat sebelum pemilihan umum AS. Pihak berwenang Meksiko memperingatkan setiap imigran yang tahu dapat membahayakan orang lain tertular virus corona dapat dipenjara.