REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Penyerang meledakkan bom truk di provinsi Nangarhar timur Afghanistan pada Sabtu (3/10). Menurut pejabat provinsi, peristiwa ini menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya.
Juru bicara pemerintah provinsi, Attaullah Khugyani, mengatakan jumlah korban kebanyakan adalah warga sipil. Jumlah yang telah dilaporkan pun dapat meningkat dan puluhan orang juga terluka akibat ledakan di distrik Ghani Khel.
Anggota dewan provinsi Nangarhar, Obaidullah Shinwari, menyatakan 52 orang terluka dalam ledakan itu. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Tariq Arian, menyalahkan milisi Taliban atas serangan itu. Dia mengatakan dalam dua pekan terakhir mereka telah melancarkan 650 serangan yang menewaskan 69 warga sipil dan melukai 141 orang.
Negosiator pemerintah Afghanistan sedang mengadakan pembicaraan dengan milisi Taliban di ibu kota politik mereka, Doha. Langkah ini ditempuh dalam upaya untuk mengakhiri konflik selama beberapa dekade. Namun, seruan pemerintah dan komunitas internasional untuk gencatan senjata atau pengurangan kekerasan sejauh ini telah ditolak oleh Taliban.
Kementerian Dalam Negeri juga mengatakan melalui Twitter bahwa pasukan Afghanistan telah membunuh seorang anggota kunci Taliban. Mereka berhasil menangkap lima lainnya di provinsi Balkh utara pada Jumat (2/10) malam.