REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PP Aisyiyah sukses menggelar International Conference on Aisyiyah Studies (ICAS) 2020. Di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia, konferensi sukses terselenggara walau harus diadakan secara daring.
Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Aisyiyah menebarkan Islam berkemajuan dengan terus membawa semangat beragama yang mencerahkan. Artinya, menghadirkan risalah agama yang memberikan jawaban.
"Atas masalah kemanusiaan berupa kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan dan persoalan lain yang bercorak struktural maupun kultural," kata Noor, Sabtu (3/10).
Ia menuturkan, Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia dan miliki cabang istimewa di luar negeri telah memiliki puluhan ribu cabang dan ranting. Yang mana, menunjukkannya sebagai pergerakan Islam terkuat di Asia Tenggara.
Noor menekankan, Aisyiyah meniscayakan gerakannya lintas batas golongan dan masyarakat yang majemuk secara luas. Jadi, menyemai dakwah yang menyuburkan kebaikan ahlak mulia amal saleh kebaikan bagi masyarakat tanpa diskriminasi.
"Kehadiran Aisyiyah benar-benar menebar Islam rahamatan lil alamin," ujar Noor.
ICAS sendiri digelar demi mengeksplorasi pengalaman-pengalaman Aisyiyah di berbagai sudut negeri agar jadi sistem pengetahuan berguna dan inspiratif. Bagi gerakan perempuan, gerakan Islam dan gerak keummatan kini dan nanti.
Sistem pengetahuan ini dapat ditumbuhkan melalui riset-riset akademik maupun partisipatoris. Dapat dilakukan kalangan akademisi, peneliti, aktivis, penggerak Aisyiyah, penggerak masyarakat, maupun kalangan kritis.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah (LPPA), Alimatul Qibtiyah menuturkan, ICAS menjadi usaha membangun sistem pengetahuan tentang Aisyiyah secara komprehensif. Digelar reguler agar terus serap temuan-temuan ilmiah.
"Berbasis pengalaman Aisyiyah sebagai gerakan yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga bisa jadi sistem pengetahuan komprehensif di tengah varian gerakan perempuan di Indonesia dan dunia," kata Alim.
Rektor Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Warsiti menyampaikan, mereka merasa bangga dapat terlibat dalam proses pengembangan sistem pengetahuan Aisyiyah lewat konferensi ini. Terlebih, mengingat posisi Unisa itu sendiri.
"Keberadaan Unisa merupakan bagian dari salah satu capaian penting gerakan Aisyiyah," ujar Warsiti.
Sebagai pembicara kunci, Menko PMK, Muhadjir Effendi menerangkan, Aisyiyah merupakan gerakan yang turut membangun Indonesia. Bahkan, tidak dapat lagi dihitung anak-anak bangsa yang telah lulus dari lembaga pendidikan Aisyiyah.
Ia turut meminta keterlibatan Aisyiyah dalam program Kementrian PMK dalam pendidikan pra-nikah. Muhadjir merasa, penting mencegah agar tidak muncul rumah tangga yang tidak siap atau rumah tangga miskin baru di Indonesia.
Terkait Covid-19, ia mengajak seluruh warga Muhammadiyah dan Aisyiyah terus berkontribusi dalam upaya-upaya penanggulangan. Sebab, menangani Covid-19 perlu kerja sama kuat dan watak Muhammadiyah Aisyiyah selalu memberi solusi.
"Warga Muhammadiyah Aisyiyah selalu jadi warga yang memberi solusi, bukan hanya kritik tanpa jalan ke luar. Itu selama ini yang dilakukan Muhammadiyah Aisyiyah untuk ikut serta agar bangsa Indonesia ke luar dari keterpurukan," kata Muhadjir.