Ahad 04 Oct 2020 23:22 WIB

IPDMIP Dorong Petani Paham Pertanian Berkelanjutan

IPDMIP gelar pelatihan pengelolaan kesuburan tanah pertanian bagi petani Simalungun

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) menggelar Sekolah Lapang (SL) Pertemuan I tentang Pengelolaan Kesuburan Tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan perangkat uji pupuk (PUP) di Kabupaten Simalungun. Para peserta adalah petani dari Poktan Sejati Nagori, desa Jawa Tengah II, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara.
Foto: Kementan
Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) menggelar Sekolah Lapang (SL) Pertemuan I tentang Pengelolaan Kesuburan Tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan perangkat uji pupuk (PUP) di Kabupaten Simalungun. Para peserta adalah petani dari Poktan Sejati Nagori, desa Jawa Tengah II, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) menggelar Sekolah Lapang (SL) Pertemuan I tentang Pengelolaan Kesuburan Tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan perangkat uji pupuk (PUP) di Kabupaten Simalungun. Para peserta adalah petani dari Poktan Sejati Nagori, desa Jawa Tengah II, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara.

Kegiatan SL tersebut digelar oleh Kementerian Pertanian RI bersama IPDMIP. Sementara Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) selaku National Project Management Unit (NPMU) dari IPDMIP 2020.

Kabid Penyuluhan Simalungun, Syahril mengatakan SL dari IPDMIP mendukung upaya pemerintah kabupaten (Pemkab) mendorong pemupukan berimbang. Syahril juga mengapresiasi antusias 30 peserta SL, 15 pria dan 15 wanita, hadir sejak pukul 09:00 WIB hingga usai SL di halaman salah satu anggota Poktan Sejati Nagori.

"Kelebihan pupuk? Akibatkan tanaman padi rebah, patah dan rentan organisme pengganggu tanaman atau OPT. Produksi tidak optimal. Kalau kurang? Juga rentan OPT, memicu stunting dan produksi rendah," kata Syahril yang memantau kegiatan SL didampingi penyuluh kabupaten yakni Nurpede Sihombing, Mesdi dan Kadar Situmorang.