Senin 05 Oct 2020 07:47 WIB

Dokter Pantau Kondisi Paru-Paru Trump

Dokter menemukan hal-hal yang sudah diperkirakan, tapi tidak ada masalah klinis besar

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
 Gambar selebaran yang disediakan oleh Gedung Putih menunjukkan Presiden AS Donald Trump bekerja di Presidential Suite saat menerima perawatan setelah dinyatakan positif COVID-19, penyakit coronavirus di Walter Reed National Military Medical Center di Bethesda, Maryland, AS, 03 Oktober 2020 Presiden berada di Walter Reed untuk menjalani perawatan setelah dinyatakan positif COVID-19 pada 02 Oktober.
Foto: EPA-EFE/JOYCE N. BOGHOSIA
Gambar selebaran yang disediakan oleh Gedung Putih menunjukkan Presiden AS Donald Trump bekerja di Presidential Suite saat menerima perawatan setelah dinyatakan positif COVID-19, penyakit coronavirus di Walter Reed National Military Medical Center di Bethesda, Maryland, AS, 03 Oktober 2020 Presiden berada di Walter Reed untuk menjalani perawatan setelah dinyatakan positif COVID-19 pada 02 Oktober.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dokter yang merawat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memantau kondisi paru-parunya setelah presiden menerima oksigen tambahan. Trump sedang dirawat di rumah sakit setelah terinfeksi virus corona.

Hal ini disampaikan sebelum Trump wartawan dengan muncul bersama di iringi-iringan kendaraan yang mengawalnya. Trump yang berusia 74 tahun melambaikan tangan di belakang mobil warna hitam di berjalan di depan rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center.

Baca Juga

Para pendukungnya yang berada di sana mengibarkan bendera Trump 2020 sambil berseru 'USA! USA!'. Dalam video yang diunggah di Twitter, Trump mengatakan ia merencanakan 'kejutan kecil' untuk pendukungnya yang berada di luar rumah sakit.

Senin (5/10) dokter mengatakan Trump menerima dua dosis antivirus melalui infus, Remdesivir selama lima hari. Ia juga menerima steroid dexamethasone yang biasanya digunakan untuk kasus-kasus berat.

Dokter presiden Dr Sean P Conley mengakui level oksigen dalam darah Trump turun dalam beberapa hari terakhir dan presiden AS ke-45 itu juga demam pada Jumat (2/10) pagi. Ditanya mengenai hasil pemeriksaan kondisi paru-paru Trump, ia mengatakan tidak ada masalah klinis besar yang perlu dikhawatirkan.

"Ditemukan hal-hal yang sudah diperkirakan, tapi tidak ada masalah klinis besar yang perlu dikhawatirkan," kata Conley.

Ia mengakui kondisi presiden sempat lebih buruk dari yang diungkapkan sebelumnya. Conley mengatakan Trump sudah menunjukan kemajuan. Dalam konferensi pers sebelumnya pernyataan para dokter dan Gedung Putih bertolak belakang.

Pada tahun ini Trump banyak meremehkan risiko pandemi Covid-19 yang telah menginfeksi 7,4 juta orang dan menewaskan lebih dari 209 ribu warga AS. Pandemi juga menyusutkan pertumbuhan ekonomi dan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Trump terinfeksi tepat satu bulan sebelum pemungutan suara pemilihan presiden dan telah mengguncang pasar keuangan. Sejumlah orang di lingkar terdekatnya juga positif virus corona, serta tiga orang anggota Senat dari Partai Republik.

Pekan lalu dua staf Gedung Putih dinyatakan positif virus corona. Seorang sumber mengatakan pembantu Trump, Nicholas Luna juga dinyatakan positif.

Departemen Kesehatan New Jersey mengatakan Gedung Putih telah memberikan lebih dari 200 nama yang menghadiri acara penggalangan dana kampanye Trump di lapangan golf miliknya di Bedminster, Kamis (1/10) lalu. Tidak lama usai penasihat Trump, Hope Hicks dites positif.

Pakar penyakit menular Johns Hopkins University,  Dr Amesh Adalja mengatakan respons Conley menunjukan X-ray mengindikasi adanya pneumonia. "Temuan yang sudah diperkirakan adalah ia memiliki bukti pneumonia di X-ray, jika memang normal mereka akan mengatakan normal," kata Adalja.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement