REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan Turki berencana memperkuat hubungan dengan Pemerintah Libya yang diakui PBB, Government of National Accord (GNA). Hal ini disampaikan usai bertemu dengan perdana menteri Libya Fayez al-Sarraj.
Tahun lalu al-Sarraj menandatangani kerja sama militer dengan Erdogan. Kerja sama itu mengubah gelombang konflik dengan pasukan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Khalifa Haftar.
Usai pertemuan yang digelar di Istanbul pada, Senin (5/10) itu Erogan mengatakan akan melanjutkan 'solidaritas penuh' pada GNA. Turki, katanya, akan memperkuat hubungan dan siap menyediakan segala bentuk dukungan.
Bulan lalu Erdogan mengatakan Turki kecewa dengan keputusan sekutu Sarraj untuk mundur. Pada 21 Agustus lalu pemerintahan Sarraj mengumumkan gencatan senjata.
Kesepakatan Ankara-Tripoli ditandatangani bersamaan dengan perjanjian demarkasi maritim. Perjanjian yang membuat Turki berani untuk menggelar eksplorasi hidrokarbon di Timur Mediterania dan memicu gesekan dengan Yunani dan Siprus.