Senin 05 Oct 2020 10:55 WIB

Ciliwung Meluap, Rumah Warga Kebon Pala Kebanjiran

Banjir di permukiman Kebon Pala mencapai lebih 1,5 meter.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung membuat kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung membuat kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, terendam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Permukiman di Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, terendam banjir dengan ketinggian lebih 1,5 meter akibat luapan Sungai Ciliwung pada Senin (5/10).

"Air naik jam 01.00 WIB. Ketinggian air sekitar 20 sentimeter sampai 1,5 meter di lokasi terparah karena Kali Ciliwung meluap," kata salah satu warga RT 11 RW 05 Kebon Pala, Jhony (41 tahun), di Jakarta.

Dilansir dari informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tinggi muka air (TMA) di Sungai Sunter Hulu pada Ahad (4/10) sekitar pukul 22.00 WIB, mengalami siaga 1 dengan ketinggian 300 sentimeter dari TMA normal 150 sentimeter.

Sungai Sunter Hulu yang menjadi pertemuan Sungai Ciliwung di bagian sudut Kebon Pala mengalami peningkatan debit air setelah terjadi curah hujan yang tinggi di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Selang beberapa jam kemudian air kiriman dari Katulampa melalui Sungai Ciliwung tiba di Kebon Pala tepat pukul 02.00 WIB dan merendam rumah penduduk. Hingga Senin pagi, banjir di Kebon Pala belum mengalami surut. Namun, warga yang terdampak memilih bertahan di rumah yang rata-rata telah berlantai dua.

Lurah Kampung Melayu Setiawan mengatakan banjir kali ini dialami oleh 1.264 jiwa yang terdampak di RW 04, RW 05, RW 06, RW 07, dan RW 08 Kebon Pala. "Itu air dari Bogor, bukan air dari lokal. Biasanya banjir di sini juga dipengaruhi air dari Depok," katanya.

Titik terparah banjir berada di RW 04 dengan ketinggian muka air mencapai 1,5 meter, lebih sebab berada pada dataran lebih rendah dari wilayah RW lainnya. "Sejak pukul 07.30 WIB air sudah mulai surut," kata Setiawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement