Senin 05 Oct 2020 12:31 WIB

Isu Covid Jadi Senjata Biden untuk Menangkan Kursi Presiden

Trump mengaku telah belajar banyak tentang Covid-19.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Capres petahana Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.
Foto: AP/Olivier Douliery/Pool AFP
Capres petahana Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kampanye calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, berjuang untuk tetap fokus pada respons negara terhadap pandemi virus Corona, Ahad (4/10) waktu setempat. Hal ini dilakukan Biden ketika Presiden Donald Trump menjalani perawatan untuk Covid-19 di rumah sakit militer.

Biden memang sempat berbagi panggung debat dengan Trump Selasa pekan lalu. Dia dites negatif untuk virus Corona lagi pada Ahad setelah dua tes negatif pada Jumat.

Baca Juga

Biden dan istrinya, Jill, akan melanjutkan kampanye tatap muka pada Senin (5/10) di Florida. Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat di sana sebulan sebelum pemilihan 3 November.

Biden berulang kali berharap presiden segera pulih. Namun mantan wakil presiden dan para penasihatnya telah menggunakan tes positif dari saingannya dari Partai Republik untuk menggarisbawahi pesan kampanye yang konsisten, yakni: Biden akan menangani pandemi lebih baik daripada Trump.

Dalam video yang diunggah di Twitter, Trump mengatakan dia telah belajar banyak tentang Covid-19 selama dia tinggal di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di luar Washington. "Saya mempelajarinya dengan benar-benar pergi ke sekolah –ini adalah sekolah yang sebenarnya, ini bukan sekolah ayo baca buku, dan saya mengerti. Dan saya memahaminya," kata Trump dikutip laman Channel News Asia, Senin.

Penasihat kebijakan luar negeri kampanye Biden, Tony Blinken membalas di Twitter bahwa kesadaran Trump tentang Covid-19 "menghancurkan" pada tahap akhir ini. "Waktu untuk melakukan itu adalah 200 ribu kematian yang lalu, bukan saat itu memengaruhi Anda. Kami semua berharap Anda baik-baik saja tetapi juga berharap Anda telah melakukan pekerjaan Anda. Silakan lakukan sekarang," kata Blinken.

Para penasihat Trump justru mengkritik pendekatan hati-hati Biden terhadap virus tersebut. Jason Miller, penasihat senior kampanye Trump, mengejek Biden karena secara konsisten mengenakan masker, mengatakan kepada ABC's This Week bahwa calon presiden dari Partai Demokrat yang berusia 77 tahun itu menggunakan masker sebagai penyangga.

Wakil manajer kampanye Biden Kate Bedingfield mengatakan kepada ABC bahwa calon dari Partai Demokrat telah memimpin dengan memberi contoh baik. Mengutip penggunaan masker, jarak sosial, dan batasan jumlah orang di acara kampanye.

Komentar hingga tes virus korona positif Trump akan memperburuk perpecahan di Amerika. Amerika Serikat telah mencatat 7,4 juta infeksi virus korona dan lebih dari 209.000 kematian akibat pandemi, lebih dari negara lain mana pun.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement