Senin 05 Oct 2020 15:04 WIB

Wali Kota Klaim Covid-19 di Bandung Masih Terkendali

Kota Bandung masuk zona merah pengendalian covid-19.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Pemerintah Provinsi Jawa Barat merilis data bahwa Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kabupaten Bandung Barat masuk ke dalam zona merah penyebaran covid-19 atau tingkat penularan tinggi. Diketahui, sebelumnya Kota Bandung berada pada status zona oranye dengan tingkat kewaspadaan sedang.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial angkat bicara terkait penetapan status tersebut. Meski berstatus zona merah, ia mengatakan Kota Bandung masih terkendali terkait penyebaran covid-19.

Baca Juga

"Saya yakin Bandung masih terkendali, nggak (penambahan kasus)," ujarnya saat diwawancarai wartawan, Senin (5/10).

Ia menyebut jika Kota Bandung sudah dalam keadaan gawat maka pihaknya akan segera bertindak dengan cepat. Namun begitu, Oded mengaku tidak ingin berkomentar lebih jauh sebab belum melihat secara detail peta resiko penyebaran covid-19.

"Saya tidak mau menanggapi kebijakan provinsi, saya belum lihat peta," katanya.

Sebelumnya, peta risiko Covid-19 di Jawa Barat terus berubah setiap pekannya. Memasuki awal Oktober 2020, kondisi risiko penularan virus corona ini pun kembali berubah. Saat ini, Kota Bandung masuk dalam zona merah penularan Covid-19.

Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, selain Kota Bandung ada dua daerah baru yang masuk zona merah yakni Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bekasi. Sebelumnya, kedua daerah ini berada di zona oranye Covid-19.

"Jadi ada penambahan kasus di tiga daerah ini," ujar Setiawan dalam konferensi pers, Senin (5/10).

Setiawan mengatakan, potensi penularan tertinggi dalam Covid-19 ada di Kota Bandung. Selain itu Kabupaten Bandung pun memiliki potensi yang sama karena pergerakan masyarakatnya cukup tinggi.

"Makanya, di daerah ini harus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta 3M (protokol kesehatan)," katanya.

Sedangkan, risiko penularan tertinggi masih didominasi kawasan Bodebek. Di kawasan ini harus melakukan 3T (tracing, testing, dan treatment).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement