Senin 05 Oct 2020 15:40 WIB

Kecam Macron, Al-Azhar Mesir: Tuduhan Rasisme Salah Alamat

Al-Azhar Mesir mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Al-Azhar Mesir mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Al-Azhar Mesir mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, MESIR— Otoritas agama tertinggi Mesir Akademi Riset Islam di Al-Azhar mengutuk rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memerangi "separatisme Islam," yang digambarkan Al-Azhar sebagai seruan eksplisit untuk rasisme dan kebencian.

Al-Azhar mengecam pernyataan Macron yang disebut sebagai pernyataan anti-Islam. Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (4/10), Akademi Riset Islam Al-Azhar, yang bekerja untuk mereformasi budaya Islam dan menjaganya dari intoleransi politik dan ideologis, mengatakan bahwa Presiden Macron telah mengarahkan tuduhan palsu yang tidak ada hubungannya dengan konteks agama yang sebenarnya.

Baca Juga

"Islam menyerukan “toleransi dan perdamaian” di antara orang-orang, termasuk mereka yang tidak percaya," jelas laporan dari Akademi Riset Islam Al-Azhar.

Akademi tersebut mengatakan sepenuhnya menolak pernyataan Macron, yang akan manghancurkan semua upaya bersama oleh tokoh agama untuk menghilangkan rasisme dan penindasan terhadap agama.

Mereka juga mengatakan bahwa beberapa orang bersikeras membuat tuduhan palsu terhadap Islam, termasuk separatisme dan isolasionisme. Akademi bingung dengan fakta bahwa beberapa orang mengeksploitasi beberapa teks agama untuk memenuhi tujuan jahat.

Badan agama tersebut menyerukan untuk menghentikan serangan terhadap agama, karena ini menghalangi dialog yang membangun dan mendukung ujaran kebencian.  Dikatakan juga bahwa "serangan" seperti itu dapat menghalangi upaya untuk membangun koeksistensi di antara orang-orang dalam suatu masyarakat.

Seperti diketahui, dalam pidatonya di Les Mureaux, dekat Paris, Macron mengumumkan niatnya untuk mengusulkan RUU ke parlemen Prancis tahun depan untuk membahas apa yang disebutnya isolasionisme dan separatisme Islam.

RUU tersebut akan memberlakukan kontrol yang lebih ketat pada pendanaan untuk masjid dan sangat membatasi home-schooling untuk mencegah anak-anak dari "diindoktrinasi" sekolah tidak terdaftar yang menyimpang dari kurikulum nasional. “Ada krisis Islam di mana-mana, yang dirusak oleh bentuk-bentuk radikal,” kata Macron. 

 

 

https://en.abna24.com/news//egypt’s-top-religious-authority-al-azhar-slams-macron’s-anti-islamic-remarks-called-it-as-explicit-call-for-racism-hate_1075498.html

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement