REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Ekstremis anti-Muslim Denmark, Partai Stram Kurs (Garis Keras) Denmark, kembali melakukan pembakaran terhadap salinan Alquran. Aksi pembakaran tersebut dilakukan di kota Fredericia yang sebagian besar dihuni oleh imigran Turki dan Muslim.
Menurut anggota Stram Kurs, aksi membakar beberapa salinan Alquran dilakukan dengan sengaja untuk mengirim pesan politik. Pesan tersebut adalah agama Islam dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Denmark.
"Apa yang kami lakukan hari ini adalah kami mengatakan kebenaran tentang Islam, karena banyak orang di Denmark tidak tahu tentang apa Islam itu, jadi kami ingin menjelaskan tentang apa Islam itu dan nilai-nilai serta penilaian Islam sangat bertentangan dengan nilai-nilai Denmark," kata Paludan dilansir di Tasnim News Agency, Ahad (4/10).
Partai sayap kanan, yang didirikan pada 2017, telah berulang kali melakukan aksi serupa di Denmark, serta di negara-negara tetangga Nordik. Protes terbaru dari partai tersebut dilakukan pada akhir Agustus lalu di Malmo Swedia.
Paludan telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun setelah dia mengumumkan acara pembakaran Alquran, namun para pendukungnya melanjutkan aksi tersebut tanpa pemimpin mereka. Aksi tersebut memicu reaksi kemarahan umat Muslim setempat yang marah, yang mengutuk aktivitas Stram Kurs.
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan seorang pria ditahan oleh polisi setelah dia melanggar halaman tertutup yang disediakan untuk aksi provokatif. Para aktivis yang dipimpin ketua umum partai Rasmus Paludan muncul di Fredericia pada Jumat sore. Sementara protes pada awalnya diharapkan berlangsung di taman lokal, kelompok itu malah berdiri di halaman yang tertutup oleh supermarket lokal di bawah pengawasan beberapa petugas polisi.