Senin 05 Oct 2020 20:05 WIB

Dokter IDI Tetap Bersemangat Tangani Pasien Covid-19

Para dokter di bawah IDI tidak pernah menyampaikan keluhan terkait dengan beban kerja

Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya melaksanakan shalat jenazah dokter spesialis paru positif COVID-19 saat pelepasan terakhir menggunakan mobil ambulan ke pemakaman di Rumah Sakit Umum Zainainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/9/2020). Dinas Kesehatan provinsi Aceh menyatakan, dr Zulkifli Sp.P (80) positif COVID-19 dan menjadi dokter keempat di Aceh meninggal akibat COVID-19.
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah dokter bersama tenaga medis lainnya melaksanakan shalat jenazah dokter spesialis paru positif COVID-19 saat pelepasan terakhir menggunakan mobil ambulan ke pemakaman di Rumah Sakit Umum Zainainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Selasa (29/9/2020). Dinas Kesehatan provinsi Aceh menyatakan, dr Zulkifli Sp.P (80) positif COVID-19 dan menjadi dokter keempat di Aceh meninggal akibat COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto menjamin para dokter di bawah IDI memiliki semangat juang tinggi untuk menangani pasien Covid-19. Tetapi masyarakat diharapkan tetap menjalankan program 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

"Saya kira seseorang memilih menjadi dokter punya naluri kemanusiaan yang tinggi. Meskipun sudah bekerja delapan jam, kalau tidak ada dokter lain, pasti tetap siap melayani pasien," kata Slamet dalam acara bincang-bincang Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia dari Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin (7/10).

Meskipun memastikan para dokter akan tetap bersemangat menangani pasien Covid-19, Slamet menegaskan dokter juga akan kelelahan bila harus bekerja melebihi beban kemampuannya. Karena itu, masyarakat perlu membantu para dokter dan tenaga kesehatan yang lain untuk memutus rantai penularan Covid-19 dengan memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, dan menjaga jarak. "Bila yang terinfeksi Covid-19 semakin menurun, yang harus dirawat di rumah sakit semakin sedikit, tentu akan meringankan beban kerja dokter dan tenaga kesehatan," tuturnya.

Slamet mengatakan para dokter di bawah IDI tidak pernah menyampaikan keluhan terkait dengan beban kerja, tetapi lebih banyak mengeluhkan pasokan obat-obatan dan alat kesehatan yang kurang memadai. 

"Keluhan yang muncul kebanyakan terkait medis, misalnya obat kosong dan sebagainya. Tidak ada yang mengeluh capek atau lelah. Para dokter bekerja dan mendiagnosis sesuai pedoman Kementerian Kesehatan, sesuai standar," katanya.

Karena itu, Slamet meminta pemerintah untuk memastikan ketercukupan pasokan logistik kesehatan, baik obat-obatan maupun alat kesehatan agar para dokter tidak terkendala dalam menangani pasien Covid-19.

"Kami bekerja sesuai prosedur standar operasional, sumpah dokter, dan kode etik kedokteran. Bila kami siap, tetapi tidak ada obat dan alat kesehatan tentu akan mengganggu pelayanan kepada pasien," katanya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement