Selasa 06 Oct 2020 06:50 WIB

Warga Luar Bandung Diduga Penyebab Status Zona Merah

Ketua Satgas Covid-19 menyebut kendalikan mobilitas warga di Bandung tidak mudah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Christiyaningsih
Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 11 Kelurahan Cikutra memberikan masker kepada pengendara yang melintas saat razia penggunaan masker di Jalan Sekepanjang, Cikutra, Kota Bandung, Ahad (13/9). Razia penggunaan masker tersebut guna mendisiplinkan warga untuk patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 11 Kelurahan Cikutra memberikan masker kepada pengendara yang melintas saat razia penggunaan masker di Jalan Sekepanjang, Cikutra, Kota Bandung, Ahad (13/9). Razia penggunaan masker tersebut guna mendisiplinkan warga untuk patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menduga peningkatan status penyebaran Covid-19 dari zona oranye ke zona merah karena terdapat mobilitas warga dari luar wilayah Kota Bandung. Upaya agar mengendalikan pergerakan warga dari luar Bandung ke Bandung dianggap tidak mudah.

"Kami menduga meningkatnya kasus karena mobilitas masuk ke Kota Bandung tinggi, mengendalikannya tidak mudah," ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna, belum lama ini.

Baca Juga

Ema mengungkapkan pihaknya menghormati penetapan status zona merah di Kota Bandung yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat. Menurutnya, pemerintah provinsi memiliki standar dan ukuran untuk menentukan label-label kewaspadaan di tiap daerah.

"Kita menghormati yang disampaikan oleh Gubernur. Tinggal bagaimana menyikapi itu, yang dilakukan oleh kota harus lebih maksimal," katanya.

Menurut Ema mobilitas pergerakan masyarakat harus lebih diperketat. Salah satu kendala yang dihadapi adalah kesulitan mengendalikan warga yang masuk ke Kota Bandung sebab banyak warga yang beraktivitas di Kota Bandung.

"Jujur yang menjadi kesulitan mengendalikan masyarakat yang masuk ke Bandung karena Bandung trend setter di daerah sekitar. Orang bekerja ke kota Bandung, beraktivitas di Kota Bandung ini tidak mudah. Di saat kita ingin melakukan pengetatan apakah harus dicek per orang," katanya.

Ema menambahkan, upaya tracking dan tracing terus dilakukan oleh Pemkot Bandung. Menurutnya, upaya pengetesan secara masif yang sudah dilakukan kepada pegawai negeri sipil (PNS) dan yang akan datang ke tenaga kesehatan akan berpengaruh terhadap peningkatan kasus Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement