Selasa 06 Oct 2020 09:28 WIB

4 Strategi Agar Ekonomi Syariah Berkontribusi pada Negara

Perlu dibuat brang halal yang kuat, membangun jaringan dan memperkuat pembiayaan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia (BI) menyampaikan empat strategi agar ekonomi syariah lebih kontributif pada ekonomi nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng menyampaikan empat langkah strategis ini perlu menjadi fokus ke depan agar ekonomi syariah dapat berkontribusi lebih optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank Indonesia (BI) menyampaikan empat strategi agar ekonomi syariah lebih kontributif pada ekonomi nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng menyampaikan empat langkah strategis ini perlu menjadi fokus ke depan agar ekonomi syariah dapat berkontribusi lebih optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan empat strategi agar ekonomi syariah lebih kontributif pada ekonomi nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng menyampaikan empat langkah strategis ini perlu menjadi fokus ke depan agar ekonomi syariah dapat berkontribusi lebih optimal terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Empat langkah strategis tersebut, yaitu membentuk suatu brand halal yang kuat, membangun jejaring kerja sama, memperkuat pembiayaan syariah serta mendorong digitalisasi," katanya dalam pembukaan High Level Seminar on Halal Lifestyle 2020 'New Strategy and Business Model of Halal Business', beberapa waktu lalu. 

Lebih lanjut, Sugeng menguraikan empat strategi pengembangan industri halal ke depan. Pertama, membentuk suatu brand halal dengan memberikan pemahaman memadai kepada masyarakat tentang produk halal. Misalnya, makanan halal itu adalah makanan sehat.

Kedua, membangun jejaring kerja sama dari berbagai unit usaha. Termasuk antara lain melalui pengembangan jejaring unit bisnis pondok pesantren yang tergabung dalam Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN).

Pada tahun 2020, terdapat ratusan unit bisnis atau UMKM di pesantren yang akan diintegrasikan melalui HEBITREN. Sehingga, dapat meningkatkan skala ekonomi pesantren. Hal itu akan meningkatkan efisiensi dan posisi tawar, serta mendorong transaksi jual beli antara unit usaha di pesantren.

Ketiga, memperkuat pembiayaan syariah melalui integrasi pembiayaan sosial syariah dengan pembiayaan komersial syariah. Keempat, mendorong digitalisasi, antara lain melalui pembentukan platform Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA).

Sejak 2018, IKRA menampilkan produk halal yang berkualitas, serta meningkatkan kolaborasi untuk penyaluran pembiayaan syariah. Hal tersebut dilaksanakan melalui kerja sama antara lembaga keuangan mikro syariah, yakni Baitul Mal Wattamwil dan perusahaan teknologi finansial syariah dengan menggunakan aplikasi ponsel pintar.

Hingga Juli 2020, terdapat lebih dari 50 perusahaan teknologi finansial yang sudah menyalurkan pembiayaan syariah hampir sebesar Rp 4 triliun. ISEF sendiri diselenggarakan sejak 7 Agustus dan akan mencapai puncaknya pada 27 Oktober sampai 31 Oktober 2020.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement