REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Director ICT Strategy and Business Huawei Indonesia, M. Rosidi mengatakan, selama pandemi, Huawei berperan sebagai penyedia jaringan. Ada juga layanan deteksi CT Scan, video conference, dan pendidikan daring. Rosidi menyebut digitalisasi penting, terutama dalam kondisi UKM saat ini sebagai pondasi perekonomian Indonesia.
“UMKM bertahan dari gelombang krisis sebelumnya, yakni pada 1998 pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar. Terus 2008 krisis keuangan karena krisis di Amerika,” ujar dia dalam webinar bertema “UMKM Menuju Digitalisasi” di peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Republika.co.id, Rabu (30/9).
Pembicaraan dimulai tentang penjelasan mengenai Huawei, perusahaan Telekomunikasi Informasi Komunikasi (TIK) global di 170 negara. “TIK secara konsep mempunyai barang untuk komunikasi misal ponsel kita. Ada koneksinya, ada jaringannya, gimana kita kalkulasikan. Huawei penyedia jaringan solusi untuk memudahkan bagi pelayanan perbankan atau sisi banking sendiri,” kata dia.
Covid-19 menyebabkan daya pembelian atau penjualan turun sampai 56 persen, sulitnya bahan baku 4 persen, produksi terhambat 3 persen, permodalan 22 persen, dan distribusi atau operasional terhambat 15 persen. Untuk bertahan di tengah pandemi, UKM membutuhkan kreativitas dan inovasi.
Misal mereka melakukan kolaborasi dan komunitas, lalu membuat platform sendiri. Bisa membuat marketplace sendiri untuk UMKM-nya. Sebab, kata dia, era digitalisasi tidak bisa ditolak.
“Untuk menuju era digitalisasi dibutuhkan infrastruktur jaringan, lalu kosistem dengan teman-teman dari Tokopedia dan perbankan, bisa dari media juga. Terakhir transformasi digital bagaimana kemauan dari semua sektor untuk transformasi digital,” jelas dia.