Selasa 06 Oct 2020 12:23 WIB

Pada Hari Kiamat Semua Orang Saling tidak Peduli

Allah memerintah hambanya bertakwa kepada-Nya, jika ingin selamat dari hari kiamat

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Hari Kiamat (ilustrasi)
Foto: pulsk.com
Hari Kiamat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam QS Al-Hajj ayat 1-2 Allah memerintah hambanya bertakwa kepada-Nya, jika ingin selamat dari perisitiwa dahsyat (hari kiamat). Pada hari itu orang tak saling memperdulikan satu dengan yang lain, bahkan ibu yang menyusui tak akan peduli kepada bayi yang disusuinya.

".... Ingatlah pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, ialah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya, dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras."

Tentang kedahsyatan hari kiamat Allah SAW jelaskan dalam QS Al Ma'arij ayat 10-15 yang artinya.

"Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedangkan mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus dirinya dari Adzab hari itu dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, kaum familinya yang melindunginya di dunia, dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan rebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya mereka itu adalah api yang bergejolak."

Syekh Maulana Muhammad Yusuf al Kandahwai dalam kitab Muntakhab Hadits menerangkan berdasarkan tafsir jalalain, tentang kalimat "Dan tidak ada seorang akrab pun menanyakan temannya" maksudnya seorang tidak akan menanyakan kerabatnya karena masing-masing sangat sibuk memikirkan keadaan sendiri.

Dalam Qs Ibrahim ayat 42-43 Allah berfirman. "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang golongan zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak. Mereka datang bergegas gelas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong."

Syekh maulana menerangkan menurut tafsir Baidhawi tentang kalimat "Mata mereka terbelalak".Yakni mata mereka terbuka lebar, tidak tetap pada posisinya semula karena ketakutan terhadap apa yang dilihatnya.

"Sedangkan mata mereka tidak berkedip kedip".  Yakni tidak menoleh ke kanan ataupun ke kiri, dan mengarahkan pandangan matanya ke depan saja. (Tafsir Gharibik Quran).

Tentang "Hati mereka kosong". Yaitu hati mereka menjadi kosong melompong, tidak ada satu pikiran pun karena membuatnya rasa takut dan cemas. (Tafsir Ibnu Katsir).

Dalam Qs Al-Araf ayat 8-9 Allah berfirman tentang siapa yang beruntung dan rugi pada hari kiamat.

"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran keadilan, maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement