Selasa 06 Oct 2020 13:10 WIB

Makna Penting Ucapan Insya Allah

Insya Allah mengingatkan jangan terlalu mempercayai kemampuan pribadi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Lafadz Allah
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Lafadz Allah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ucapan 'Insya Allah' bukan hal yang awam bagi umat Muslim, termasuk masyarakat Indonesia. Sering kali, kata ini digunakan jika berhadapan dengan janji kepada pihak lain.

Namun, bagaimanakah penggunaan kata 'Insya Allah' yang tepat? Apakah selama ini umat Muslim sudah memahami dengan baik makna dan arti kalimat thayyibah tersebut?

Kata 'Insya Allah' terdengar akrab jika berhadapan dengan janji yang memiliki potensi untuk dilanggar. Tak hanya itu, terkadang ada beberapa pihak yang menggunakan kata ini sebagai basa-basi dan berujung mangkir dari tujuan awal. Jika kebiasaan ini dibiarkan, maka akan menjadi masalah ke depannya.

Dalam QS Al-Kahfi ayat 23-24 disebutkan, "Dan janganlah engkau mengatakan tentang sesuatu, ‘Aku akan melakukannya besok.’ Kecuali jika Allah menghendaki atau mengucapkan insyaallah".

Dari dua ayat di atas, diketahui kata 'Insya Allah' merupakan perintah Alquran dan memiliki arti 'jika Allah menghendaki'. Ayat tersebut juga mengingatkan jangan terlalu mempercayai kemampuan pribadi, karena ada Allah SWT yang kekuatannya lebih besar dari yang lainnya.

Berdasarkan artikel yang dibuar oleh PBNU, mengucapkan 'Insya Allah' juga berarti bentuk insaf manusia, karena di balik setiap peristiwa ada Allah SWT sebagai penentu. Seluruh hal di dunia ini bersifat tidak pasti dan hanya kepada Allah SWT lah, manusia bergantung.

'Insya Allah' juga bisa dianggap sebagai bentuk pengakuan atas kelemahan seorang hamba di hadapan Allah SWT. Kerja keras dan usaha yang dilakukan selama ini di dunia ujungnya bermuara pada Allah SWT.

Manusia di dunia dibekali dengan banyak kemampuan, termasuk nurani, akal dan tenaga. Semua kelebihan itu merupakan modal sekaligus tanggung jawab untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Islam mengajarkan umatnya untuk berusaha, menyusun rencana, mempersiapkan diri, sekaligus tawakal atau pasrahan atas kehendak Allah SWT.

QS Al-Hasyr ayat 18 menyebutkan, "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya setiap pribadi memerhatikan apa yang dia persiapkan untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan".

Insya Allah bukanlah sebuah ucapan basa-basi atau tempat berlindung dari keraguan seseorang dalam memegang janji. Insya Allah mengandung pendidikan tentang sikap tawaduk.

Penghayatan akan makna hakiki 'Insya Allah' dapat membawa manusia pada puncak kesadaran tauhid, yakni hanya Allah SWT tempat bergantung segala sesuatu. Kata ini juga mengandaikan seseorang untuk mempercayai takdir dan iradah Allah SWT.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement