Selasa 06 Oct 2020 13:45 WIB

Wali Kota Los Angeles Dukung Armenia, Peringatkan Turki

Orang Armenia-Amerika gelar aksi di Los Angeles menentang agresi militer Azerbaijan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Sebuah video yang masih tersedia pada 30 September 2020 oleh situs web resmi Kementerian Pertahanan Azerbaijan diduga menunjukkan sebuah roket Azerbaijan ditembakkan selama operasi militer di jalur kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri (juga dikenal sebagai Artsakh). Bentrokan bersenjata meletus pada 27 September 2020 dalam konflik teritorial yang mendidih antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Foto: EPA-EFE/AZERBAIJAN DEFENCE MINISTRY
Sebuah video yang masih tersedia pada 30 September 2020 oleh situs web resmi Kementerian Pertahanan Azerbaijan diduga menunjukkan sebuah roket Azerbaijan ditembakkan selama operasi militer di jalur kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri (juga dikenal sebagai Artsakh). Bentrokan bersenjata meletus pada 27 September 2020 dalam konflik teritorial yang mendidih antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti mengatakan, kotanya bangga menjadi rumah bagi diaspora Armenia terbesar. Dia juga mendukung rakyat Armenia serta mengajak Amerika Serikat melakukan diplomasi dengan negara yang tengah berkonflik dengan Azerbaijan.

"Los Angeles bangga menjadi rumah bagi Diaspora Armenia terbesar. Kami mendukung rakyat Armenia," ujarnya dikutip laman Armen Press, Selasa (6/10).

Baca Juga

Selain itu, Wali Kota Garcetti juga meminta para pemimpin di Washington mendukung Armenia. Dia juga menegaskan dan memberi peringatan kepada Turki untuk melepaskan diri dari urusan konflik Azerbaijan dan Armenia.

"Saya mendorong para pemimpin kita di Washington untuk melakukan diplomasi yang berkelanjutan dan ketat yang diperlukan untuk membawa perdamaian ke Artsakh. Turki harus melepaskan diri," katanya.

Orang Armenia-Amerika mengadakan protes massal di Los Angeles terhadap agresi militer Azerbaijan yang sedang berlangsung di Artsakh. Sementara Azerbaijan mengklaim Armenia lah yang memulai konflik lebih dulu.

Seperti diketahui, kedua negara Armenia dan Azerbaijan telah berkonflik sekian lama. Konflik pecah pada 27 September lalu. Pertempuran itu dimulai, ketika pasukan Armenia disebut menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah tersebut, yang mengakibatkan korban jiwa.

Hubungan antara dua republik bekas Soviet itu memang telah tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Sementara orang-orang asli Armenia yang masih tinggal di Nagorno Karabakh tidak terima akan hal itu.

Berbagai resolusi PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan di Nagorno-Karabakh. OSCE Minsk Group yang diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disepakati pada 1994.

Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, telah mendesak gencatan senjata segera. Turki, sementara itu, mendukung hak Baku untuk membela diri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement