REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli patologi klinis dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dr Tonang Dwi Ardyanto PhD mengatakan, saat pandemi Covid-19 yang terpenting adalah menggunakan sesuai dengan kondisinya. Disiplin menggunakan masker yang benar lebih menentukan efeknya.
"Gunakan masker sesuai dengan kondisi," ujar Tonang saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Tonang menjelaskan, sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masker yang digunakan sebaiknya tiga lapis. Bahkan, laporan jurnal menyebutkan tiga lapis yang berbeda bahannya, karena sifatnya tidak hanya untuk penyaringan.
"Tetapi juga untuk sifat elektrostatis yang terjadi antarbahan berbeda tersebut," kata dia.
Sementara itu, untuk di tempat umum atau kerumunan maupun di rumah sakit, maka masker yang digunakan minimal masker medis atau bedah. Sejalan dengan itu, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengatakan, pada prinsipnya yang dianjurkan adalah menggunakan masker yang tiga lapis.
"Kalau yang umum itu, yaitu masker bedah, namun masalahnya maskernya terbatas. Jadi kalaupun menggunakan masker, yaitu harus yang tiga lapis itu," katanya.
Ari menjelaskan, penggunaan masker tersebut tergantung pada kebutuhannya dan di mana masker itu digunakan. Misalnya, jika di rumah sakit, maka harus menggunakan masker bedah. Sementara jika hanya sebentar bertemu dengan orang lain, maka dapat menggunakan masker kain tiga lapis.
"Tetap harus menggunakan masker tiga lapis, karena kalau satu lapis perlindungannya kurang," kata Ari.
Pemerintah melalui Satgas Covid-19 mengampanyekan #ingatpesanibu. Melalui kampanye tersebut, pemerintah berharap masyarakat dapat mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Terdapat tiga hal dalam kampanye #ingatpesanibu dari #satgascovid19 itu adalah 3M, yakni memakai masker atau #ingatpesanibumemakaimasker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan menjauhi kerumunan.