Selasa 06 Oct 2020 15:55 WIB

UMM-Outlook Upaya Tingkatkan Rekognisi Internasional

UMM menghadirkan sejumlah perwakilan Republik Indonesia (RI) di enam negara.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMM.
Foto: Dokumen.
Kampus UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mempunyai program khusus untuk meningkatkan rekognisi internasional. Salah satunya dituangkan dalam Workshop Penyusunan Skema Pelaksanaan Kerja Sama tahun 2020-2024, Selasa (6/10).

Pada kegiatan ini, UMM menghadirkan sejumlah perwakilan Republik Indonesia (RI) di enam negara. Antara lain, Kolombia, Kanada, Amerika, Jepang, Lebanon, dan Prancis. Para perwakilan RI tersebut diminta menggali informasi dan peluang kerja sama yang mungkin dilakukan.

Wakil Rektor IV UMM bidang Bidang Kelembagaan, SDM, Kerja Sama, Sidik Sunaryo, dalam pengantarnya menerangkan, kampus memiliki program UMM-Outlook. Program ini merupakan skema kerja sama UMM yang fokus pada pandangan dan harapan untuk menjadi universitas unggul di dunia (the world university).

"Program ini berisi pandangan UMM terhadap perkembangan global pendidikan tinggi yang menjadi dasar dalam memandang perkembangan global pendidikan tinggi di luar negeri," jelasnya.

UMM-Outlook juga merupakan program yang berisi harapan untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi UMM dengan universitas dan lembaga lain di dalam dan di luar negeri. UMM-Outlook menjadi pintu dan jendela kampus untuk masuk dalam tata pergaulan dunia global sebagai salah satu wujud dari tagline 'UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa'.

Dalam konferensi daring  itu, Rektor UMM, Fauzan, menyatakan kampus saat ini hendak menguatkan energi dalam pusaran dunia internasional. Hal ini yang menjadi cita-cita UMM di 2020 sampai 2024 sehingga pertemuan kali ini dinilainya stategis.

"Ikhtiar ini tidak lain dalam rangka mendapat peluang dan informasi dari masing-masing perwakilan Indonesia di luar negeri seputar kerja sama yang mungkin dilakukan. Kehadiran para pimpinan UMM ini juga untuk membangun skema kerja sama yang lebih spesifik," ujarnya.

Tak hanya menghadirkan pembicara dari enam perwakilan RI di luar negeri, pada pertemuan sesi pertama Workshop Penyusunan Skema Pelaksanaan Kerja Sama ini juga menghadirkan perwakilan dunia industri di Jepang. Kehadiran mereka diharapkan bisa memberikan pandangan dan harapan skema kerja sama-kolaborasi antara UMM dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di luar negeri dan di Indonesia.

Konjen RI di Toronto, Leonard Felix Hutabarat, menyampaikan warga Indonesia berpeluang besar untuk bisa sekolah dan bekerja di wilayah kerjanya, Kanada. Terlebih di negera sub tropis ini terdapat kebijakan Post Graduation Work Permit (PGWP) Pemerintah Kanada bagi mahasiswa asing. Selain itu, nilai tambah yang bisa didapat mahasiswa Indonesia jika kuliah di Kanada yakni pengalaman bekerja di negara maju.

"Juga memperlancar penggunaan bahasa Inggris," jelasnya. Di Kanada, kata Leonard, selain memiliki world class higher education system serta part time (20-40 jam) setiap pekan, warga Indonesia juga mempunyai kesempatan bekerja setelah lulus.

Beberapa kampus yang bisa dituju untuk diajak kerja sama dan tujuan studi, baik magister maupun doktoral, yakni McMaster University (nuklir) dan University of Saskatchewan (pertanian). Kemudian University of Toronto (studi agama) dan Renison University College (studies in Islamic and Arab Cultures).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement