Selasa 06 Oct 2020 17:14 WIB

Masih Zona Merah, Kota Bogor Tingkatkan Bed Occupancy Ratio

Kota Bogor memiliki jumlah total 341 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) memberikan masker kepada pengguna jalan saat patroli penutupan sementara pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Pemerintah Kota Bogor menutup sementara aktivitas warga di pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor pada hari Sabtu dan Minggu di masa Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di wilayah zona merah Kota Bogor.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) memberikan masker kepada pengguna jalan saat patroli penutupan sementara pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Pemerintah Kota Bogor menutup sementara aktivitas warga di pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor pada hari Sabtu dan Minggu di masa Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 di wilayah zona merah Kota Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sedang memperbaiki bed occupancy ratio (BOR) dalam upaya menurunkan status Kota Bogor dari zona merah. Saat ini, presentase penggunaan tempat tidur (TT) di Kota Bogor sudah membaik di angka 53,1 persen.“BOR kita 53,1 persen, artinya membaik. Minggu lalu tuh 60 persen itu ada di ambang batas World Health Organization (WHO),” ujar Wali Kota Bogor, Bima Arya di Kantor Wali Kota Bogor, Senin (5/10) sore.

Bima mengatakan, saat ini Kota Bogor memiliki jumlah total 341 tempat tidur untuk isolasi pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Kota Bogor. Ditambah lagi, saat ini tempat isolasi khusus pasien tanpa gejala (OTG) di BNN Lido sudah mulai digunakan. “Ada 20 kasus sekarang di Lido dan ada dua (pasien) yang sembuh dari Lido,” tutur Bima.

Selain itu, Bima mengatakan saat ini Pemkot Bogor tengah mempersiapkan satu hotel yang juga akan digunakan untuk merawat pasien OTG. Dana untuk hotel tersebut sudah diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan sedang di-review oleh inspektorat mengenai standar biaya atau Rencana Anggaran Biaya (RAB)-nya. Pihaknya juga mendesak masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak (3M). 

Bima melanjutkan, selain berkomunikasi dengan kepala BNPB dirinya juga telah berkomunikasi dengan ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). “Jadi sudah disepakati rekomendasi PHRI, tinggal kemudian di-review oleh BPKP,” ujarnya.

Jika hotel tersebut sudah berlaku sebagai tempat penampungan atau karantina OTG, Bima berharap BOR di Kota Bogor akan membaik.“Kalau hotel ini sudah berlaku sebagai tempat penampungan atau karantina OTG, Insya Allah BOR di Kota Bogor akan membaik. Sehingga skornya akan membaik,” kata Bima.

Sementara itu, Rumah Sakit PMI Kota Bogor juga telah mempersiapkan sejumlah tempat tidur tambahan untuk pasien positif Covid-19.  Kasie Humas dan Pemasaran RS PMI Bogor, Niken Churniadita Kusumastuti mengatakan fasilitas tempat tidur tambahan di Ruang Pinere ada 19 bed di ruang isolasi dan dua bed di ICU.“Sejumlah 19 bed di Ruang Flamboyan Pinere untuk pasien berkategori kuning, dan dua bed di ruang ICU untuk pasien berkategori merah,” kata Niken ketika dikonfirmasi, Senin (5/10).

Niken mengatakan, tempat tidur tambahan di Ruang Pinere Flamboyan tersebut sudah mulai dijalankan pada Senin (5/10) malam pukul 20.00 WIB. Hingga berita ini dibuat, belum ada konfirmasi apakah tempat tidur tambahan tersebut sudah digunakan atau belum.

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement