REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Seorang pejabat senior Kanada mengatakan, bahwa Kanada telah menangguhkan izin ekspor tertentu ke Turki, Senin (5/10) waktu setempat. Hal itu diputuskan setelah dilaporkan bahwa teknologi Kanada digunakan dalam konflik militer di Nagorno-Karabakh.
"Sejalan dengan rezim kontrol ekspor Kanada yang kuat dan karena permusuhan yang sedang berlangsung, saya telah menangguhkan izin ekspor yang relevan ke Turki, sehingga memberikan waktu untuk menilai situasi lebih lanjut," kata pernyataan dari Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne dikutip laman Al Arabiya, Selasa (6/10).
Prancis dan beberapa negara lain telah menuduh Turki mengirim tentara bayaran untuk berperang bersama pasukan Azerbaijan melawan pasukan yang didukung Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Israel juga dituduh memasok senjata berat ke Azeri.
Setelah dilaporkan oleh Al Arabiya English pekan lalu, Armenia memanggil kembali duta besarnya untuk Tel Aviv untuk berkonsultasi mengenai penjualan senjata Israel ke Baku. Pada Senin, diplomat tinggi Kanada juga mengatakan, bahwa negaranya terus khawatir dengan konflik yang sedang berlangsung di wilayah Kaukasus itu.
"Kami menyerukan agar tindakan segera diambil untuk menstabilkan situasi di lapangan dan menegaskan kembali bahwa tidak ada alternatif untuk penyelesaian damai yang dinegosiasikan untuk konflik ini," katanya.
Ankara mendukung sekutu lamanya, Baku, dalam pertempuran memperebutkan Nagorno-Karabakh, provinsi etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang sengit pada 1990-an. Armenia dan Azerbaijan telah terkunci dalam konflik yang membara selama beberapa dekade di wilayah tersebut.
Pertempuran baru telah menjadi yang terberat dalam beberapa dekade. Dilaporkan bahwa hampir 200 orang dipastikan tewas.