Selasa 06 Oct 2020 18:55 WIB

Assad Tuding Erdogan Penghasut Perang Armenia-Azerbaijan

Turki mendukung Azerbaijan dalam konflik dengan Armenia

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagai penghasut utama konflik di wilayah Nagorno-Karabakh. Tuduhan itu disampaikan Assad saat berbicara dalam wawancara dengan kantor berita Rusia RIA yang diterbitkan pada Selasa (6/10).

Presiden Suriah itu menilai, Erdogan menciptakan perang di berbagai daerah untuk mengalihkan opini publiknya sendiri di Turki, terutama setelah hubungannya dengan ISIS di Suriah. Assad pun menekankan, ISIS dulu menjual minyak Suriah melalui Turki di bawah payung Angkatan Udara Amerika Serikat. "Kami pasti bisa memastikannya, bukan karena kami punya bukti, tapi kadang kalau tidak punya bukti, Anda punya indikator," ujarnya.

Baca Juga

Armenia sebelumnya menuduh Turki terlibat dalam putaran terakhir konflik Karabakh. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengklaim bahwa sekitar 150 personel militer Turki berpangkat tinggi berada dalam komando langsung operasi Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Sebelum itu pun, Armenia dan Prancis telah menuduh Ankara menggunakan tentara bayaran Suriah dalam konflik, yang dibantah oleh Turki dan Azerbaijan. Ankara dan Baku juga menolak laporan tentang pesawat perang Su-25 milik Armenia yang diduga jatuh oleh F-16 Turki di daerah tersebut. Dwina Agustin

Pertempuran antara Azerbaijan dan etnis Armenia di wilayah itu dimulai pada 27 September dan telah meningkat ke level paling mematikan sejak 1990-an. Pertempuran tersebut telah meningkatkan kekhawatiran internasional bahwa kekuatan regional lainnya dapat terseret ke dalam konflik.

Turki telah menyatakan solidaritasnya dengan Azerbaijan sementara Armenia memiliki pakta pertahanan dengan Rusia. Armenia dan Azerbaijan pada Senin saling menuduh satu sama lain menyerang daerah sipil pada hari kesembilan pertempuran yang paling mematikan di wilayah Kaukasus Selatan selama lebih dari 25 tahun itu.

Ratusan orang telah tewas dalam perang terbaru di Nagorno-Karabakh, daerah kantong pegunungan yang berdasarkan hukum internasional milik Azerbaijan tetapi dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia. Pemerintah Nagorno-Karabakh mengatakan pasukan Azerbaijan melancarkan serangan roket ke ibu kotanya, Stepanakert, sementara Azerbaijan mengatakan Armenia menembakkan rudal ke beberapa kota di luar wilayah yang memisahkan diri itu.

Azerbaijan mengatakan Armenia telah melancarkan serangan rudal ke daerah padat penduduk dan infrastruktur sipil di Azerbaijan. Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan sistem radarnya mencatat bahwa peluncuran dilakukan dari wilayah Armenia.

Bentrokan itu adalah yang terburuk sejak 1990-an, ketika sekitar 30.000 orang tewas, dan menyebar ke luar daerah kantong Nagorno-Karabakh.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement