REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, Jawa Barat, mulai mencari alternatif tempat isolasi selain di rumah sakit dan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Hal ini dilakukan untuk menangani pasien positif COVID-19 yang saat ini kasusnya sudah mencapai 258 orang.
"Kita bahas agar bisa gunakan hotel untuk tempat isolasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa (6/10).
Ia mengatakan, Pemkot Tasikmalaya menyiapkan tempat perawatan medis bagi pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit dr Soekarjo Tasikmalaya dan Rusunawa Unsil yang kapasitasnya sudah hampir dipenuhi pasien positif COVID-19. Saat ini, lanjut dia, ada salah satu alternatif lain yakni rumah sakit swasta yang siap digunakan untuk penanganan pasien positif COVID-19 dengan kapasitas 24 tempat tidur.
"Kita sudah sepakat kembali pakai ruangan di Rumah Sakit Islam, di sana ada 24 tempat tidur," katanya.
Ia menegaskan, terbatasnya tempat isolasi itu tentu menjadi perhatian pemerintah daerah untuk secepatnya menyiapkan tempat alternatif lain, dan berupaya agar kasus positif COVID-19 tidak terus bertambah. Jika tidak ada alternatif tempat lain, lanjut dia, pihaknya akan memanfaatkan fasilitas ruangan milik pemerintah sebagai pilihan terakhir, atau memanfaatkan tempat isolasi yang ditemukan kasus terbanyak seperti pondok pesantren.
"Itu pilihan terakhir, karena butuh persiapan untuk memanfaatkan gedung milik pemerintah," katanya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan, hindari kerumunan dan menjaga jarak agar terhindar dari penularan wabah COVID-19. Pasien positif COVID-19, lanjut dia, bisa disembuhkan, terbukti dari sekian kasus sudah banyak yang sembuh setelah menjalani isolasi dan penanganan medis secara intensif.
"Pasien positif COVID-19 bisa sembuh," katanya.
Sementara itu, hasil laporan tim gugus tugas tercatat total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Tasikmalaya sebanyak 258 kasus, terdiri dari 70 kasus dinyatakan sembuh, 179 kasus menjalani isolasi, dan sembilan kasus meninggal dunia.