REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Armenia dan rezim Israel menjalin hubungan diplomatik pad 1992. Tetapi pembukaan kedutaan ditunda selama bertahun-tahun, sampai bulan lalu Armenia secara resmi membuka kedutaan besarnya di Tel Aviv.
Direktur Jenderal Urusan Eurasia Kementerian Luar Negeri Israel, Itzhak Carmel Kagan, pada bulan lalu mengumumkan pembukaan kedutaan Armenia di Tel Aviv saat kedua belah pihak akan memperluas hubungan mereka.
Pernyataan ini kemudian disusul Duta Besar Armenia, Armen Sabatian, yang menyampaikan penjelasan mengapa negaranya belum membuka kedutaan di wilayah pendudukan sebelumnya. Dia mengakui bahwa ada masalah di masa lalu.
"Tetapi sekarang melalui pembicaraan konstruktif, kesempatan telah diciptakan untuk menyelesaikan masalah ini," kata dia sebagaimana dilansir di laman ABNA 24, Selasa (6/10).
Sejak saat kedutaan dibuka, spekulasi mulai mengalir bahwa Yerevan dan Tel Aviv akan bergerak untuk memperdalam hubungan bilateral. Namun, spekulasi ini terbukti salah.
Tepatnya, 10 hari setelah duta besar Armenia mulai bekerja di Tel Aviv, Yerevan memanggil dubesnya untuk bicara soal penjualan senjata Israel ke Azerbaijan di tengah bentrokan antara kedua tetangganya. Bantuan militer Israel ke Azerbaijan memicu ketegangan antara Armenia dan rezim Israel.
Mengingat duta besar dari Tel Aviv datang di tengah perang yang sedang berlangsung antara Armenia dan Azerbaijan di Karabakh, wilayah sengketa yang memisahkan kedua negara. Yerevan menuduh Tel Aviv menaksir pasukan Azerbaijan dengan senjata.
Terlepas dari kebenaran klaim tentang dukungan Israel kepada Azerbaijan dalam perang yang sedang berlangsung, yang harus diperhatikan adalah bahwa Israel tidak akan pernah bisa menjadi sekutu yang dapat dipercaya untuk Armenia. Perkembangan terakhir di wilayah Karabakh menjelaskan hal ini kepada para pejabat Armenia.
Dengan kata lain, Israel telah menunjukkan bahwa mereka tertarik untuk campur tangan dalam perkembangan Kaukasus tetapi intervensi mereka tidak pernah berpihak pada Armenia.
Lantas Mengapa orang Israel mencari intervensi di Kaukasus? Tentu ada berbagai alasan yang mendorong minat Israel untuk ikut campur dalam ketegangan dan bentrokan Kaukasus dan Karabakh baru-baru ini.
Sejak bentrokan baru antara Armenia dan Azerbaijan pada 26 September, media Israel dan pakar politik serta militer menegaskan bahwa urusan Asia Tengah tetap sangat penting bagi Israel bahkan setelah perjanjian normalisasi bulan lalu antara rezim Israel dan Uni Emirat Arab dan kemudian Bahrain.