Rabu 07 Oct 2020 07:39 WIB

Jerman Sambut Pertemuan Perdana Menlu UEA dan Israel

Jerman mendukung normalisasi diplomatik yang telah dilakukan dua negara

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).
Foto: Jim Lo Scalzo/EPA
(Kiri-kanan) Menlu Bahrain Sheikh Khalid Bin Ahmed Al-Khalifa, PM Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald J. Trump, dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan usai penandatanganan normalisasi hubungan dengan Israel, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Jerman menyambut pertemuan perdana Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed dengan Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi di Berlin pada Selasa (6/10). Jerman mendukung normalisasi diplomatik yang telah dilakukan dua negara tersebut.

“Ini suatu kehormatan besar bagi kami. Dan ini adalah bukti kepercayaan bahwa Anda telah memilih Berlin sebagai lokasi pertemuan pertama Anda. Terima kasih banyak untuk itu,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dalam konferensi pers bersama Sheikh Abdullah dan Ashkenazi dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Maas berharap normalisasi hubungan antara UEA dan Israel akan menciptakan momentum baru untuk mengatasi kebuntuan dalam proses perdamaian Timur Tengah. “Solusi dua negara adalah model terbaik untuk mencapai ini,” ucapnya. Ia menambahkan Jerman siap memberikan kontribusi aktif bersama dengan mitra Eropa untuk mendukung hal tersebut.

Pada kesempatan itu Sheikh Abdullah kembali membela keputusan negaranya melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Menurutnya, Timur Tengah bakal menyaksikan babak baru.

“Kami ingin mewujudkan perdamaian, kami ingin membangun perdamaian untuk kemakmuran di kawasan ini, kami ingin bekerja sama,” katanya dan menyebut keamanan, energi, serta teknologi sebagai kemungkinan wilayah kerja sama dengan Israel.

Sheikh Abdullah pun menegaskan kembali dukungan UEA terhadap solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Ashkenazi menyoroti pentingnya perjanjian normalisasi dengan UEA yang ditengahi AS.

Dia berjanji melanjutkan pembicaraan untuk meningkatkan kerja sama dengan UEA. “Ini akan mendukung stabilitas di kawasan dan mungkin akan mengarah pada kesepakatan dan perjanjian lain di masa depan,” ujarnya.

Namun Ashkenazi menahan diri untuk tidak berkomentar tentang solusi dua negara yang didukung secara internasional. Pemerintah Israel diketahui masih menentang hal tersebut.

Pada 15 September lalu Sheikh Abdullah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Menteri Luar Negeri Bahrain telah menandatangani "Abraham Accord" di Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Presiden AS Donald Trump turut menyaksikan penandatanganan perjanjian damai bersejarah tersebut.

Sheikh Abdullah mengatakan perjanjian itu adalah "perubahan di hati Timur Tengah". Trump mengapresiasi keputusan UEA dan Bahrain untuk melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Menurutnya hal itu akan mengakhiri perpecahan dan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade di kawasan. Kesepakatan normalisasi dipandang akan membawa "fajar baru Timur Tengah".

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement