REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Polisi memastikan Kota Bandung dalam kondisi aman usai demo menolak Undang-undang Omnibus Law atau Cipta Kerja, Selasa (7/10) kemarin yang berakhir ricuh. Para pendemo yang akan melakukan aksi kembali di Kantor DPRD Jabar, diminta untuk menerapkan protokol kesehatan dan aspirasi disampaikan dengan aman.
"Mahasiswa maupun buruh yang akan berdemo di Bandung dan sekitarnya, saya sampaikan kepada semua bahwa kita adalah pelayannya ke semua, tapi ingat tetap jaga protokol kesehatan di masa seperti ini," ujar Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Sufahriadi di Mapolrestabes Bandung, Rabu (7/10).
Ia berharap aksi demo tidak memunculkan klaster baru penyebaran Covid-19 akibat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, pihaknya memastikan akan tetap melayani masyarakat yang akan melaksanakan demonstrasi. "Tolong berdamailah, sampaikan aspirasinya dengan cara baik supaya didengar oleh semuanya, kita jaga Bandung supaya tetap kondusif dan tetap jaga protokol kesehatan, jangan sampai membuat klaster baru. Itu saja," katanya.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Chaniago mengatakan pihaknya tetap melakukan pengamanan terhadap aksi massa yang demo sesuai prosedur. Namun, pihaknya akan melihat eskalasi di lapangan apabila muncul kejadian yang tidak dapat diprediksi.
"Kita tetap dalam SOP, tapi kita tetap mengimbau supaya demo ini nanti berjalan tertib karena untuk menjaga keamanan Kota Bandung juga, ini kan semuanya milik mereka juga, tahapan imbauan itulah yang kita kedepankan dulu," katanya.
Ia pun memastikan kondisi Bandung aman dan kondusif. Kemarin katanya, pihaknya membantu Polrestabes Bandung untuk melakukan pembubaran pendemo saat pukul 18.00 Wib sore.
"Intinya kota Bandung dalam keadaan aman dan kondusif ya, kemarin itu adalah ketika jam untuk demo itu sudah berakhir pukul enam jadi Polrestabes dibackup oleh Polda melakukan pendorongan untuk pembubaran massa, jadi intinya Kota Bandung aman," katanya.