REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Pengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin Alexei Navalny meminta Uni Eropa mengambil tindakan tegas. Navalny minta tindakan tegas terhadap penguasa yang dekat dengan Kremlin saat ia melanjutkan pemulihannya di Jerman setelah diracuni oleh agen saraf kimia kelompok Novichok.
Jerman mengatakan pada Selasa sedang mendiskusikan dengan mitranya tindakan apa yang harus diambil setelah pengawas bahan kimia global mengonfirmasi Navalny telah diracuni dengan varian baru dan tidak diumumkan dalam kelompok Novichok.
Beberapa pemerintah Barat mengatakan Rusia, yang membantah tuduhan Navalny bahwa mereka terlibat dalam keracunan, harus membantu dalam penyelidikan atau menghadapi konsekuensi.
"Sanksi terhadap seluruh negara tidak berhasil. Yang paling penting adalah memberlakukan larangan masuk pada orang yang mengambil keuntungan dari rezim dan membekukan aset mereka," kata Navalny kepada harian Jerman Bild.
"Mereka menggelapkan uang, mencuri miliaran, dan pada akhir pekan mereka terbang ke Berlin atau London, membeli apartemen mahal dan duduk di kafe," katanya.
Dia memilih Valery Gergiev, kepala konduktor Munich Philharmonic sebagai target yang harus diberikan sanksi. Navalny mengatakan Valery Gergiev adalah pendukung Presiden Rusia Vladimir Putin.
Opsi tindakan termasuk pembekuan aset yang ditargetkan atau larangan perjalanan pada orang Rusia yang dianggap terlibat dalam kasus Navalny, sanksi ekonomi, dan penghentian pipa Nord Stream 2 yang sedang dibangun untuk membawa gas langsung dari Rusia ke Jerman.
Navalny diterbangkan ke Berlin untuk perawatan setelah jatuh sakit dalam penerbangan di Siberia pada 20 Agustus dan sejak dipulangkan ia mengatakan ingin kembali ke Rusia. Navalny mengkritik keras tentang apa yang dia katakan sebagai kegagalan Rusia untuk membantu dalam penyelidikan.
"Bahkan tidak ada upaya untuk membuat mereka terlihat seperti sedang menyelidiki," kata Navalny kepada Bild. Ia menegaskan kembali pandangannya bahwa keracunannya adalah perintah langsung dari Putin.
Navalny juga mengkritik mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder, seorang teman Putin dan pelobi untuk perusahaan energi Rusia, menyebutnya sebagai "pesuruh Putin yang melindungi para pembunuh".
Alexei Navalny, menyatakan sebuah klaim kepada majalah Jerman Der Spiegel bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berada di belakang peracunan terhadapnya. "Saya mendaku bahwa Putin ada di belakang kejahatan ini dan saya tidak mempunyai versi lain tentang apa yang terjadi," kata Navalny dikutip dari hasil wawancara dengan Der Spiegel yang akan diterbitkan pada Kamis.
Agustus lalu, Navalny tiba-tiba jatuh sakit dalam penerbangan dari wilayah Serbia menuju Moskow. Ia kemudian diterbangkan ke Jerman untuk mendapat perawatan medis. Pihak Jerman menyebut bahwa dirinya diracun dengan zat berpotensi mematikan.