REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren permintaan apartemen di Jakarta terus mengalami penurunan hingga memasuki tahun 2020. Permintaan apartemen semakin lesu setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal Maret lalu.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan total serapan apartemen per September 2020 hanya mencapai 1.382 unit. Jumlah tersebut masih sangat jauh dengan total serapan tahun lalu yang mencapai 4.682 unit.
Sementara khusus di kuartal ketiga 2020, jumlah unit yang terserap hanya sebanyak 168 unit. Padahal, hingga saat ini, total pasokan apartemen mencapai 212,593 unit. Menurut Ferry, lesunya permintaan tidak hanya disebabkan oleh faktor pandemi Covid-19.
"Ini semata-mata bukan karena faktor pandemi saja. Total permintaan atau penyerapan pasar apartemen sebelum pandemi pun sudah mengalami koreksi yang cukup dalam sejak 2015," kata Ferry, Rabu (7/10).
Ferry merinci, untuk proyek-proyek apartemen yang masih dalam tahap konstruksi tingkat serapannya juga menurun menjadi 62,3 persen. Padahal, menurut Ferry, tingkat serapan proyek dalam tahapan ini biasanya stabil di angka 66 persen.
Meski demikian, Ferry melihat, ini menjadi peluang bagi para pengembang untuk menggaet lebih banyak konsumen potensial dengan membuka saluran promosi atau penjualan secara daring. Selain itu, selama relaksasi PSBB pengembang juga berkesempatan membuka kembali penjualan secara luring.
Ferry memproyeksikan, tingkat serapan apartemen menjelang akhir tahun 2020 hingga 2021 masih akan stagnan. Di tengah ketidakpastian akibat pandemi, konsumen masih ragu-ragu dalam menggunakan dananya.
Meski demikian, menurut Ferry, kemungkinan besar tingkat serapan akan mengalami sedikit pemulihan mulai tahun depan. "Tingkat serapan diperkirakan akan naik 1-2 persen di 2020," tutur Ferry.