Rabu 07 Oct 2020 14:52 WIB

FB dan Twitter Kembali Tandai Status Trump Misinformasi

Trump disebut membandingkan Covid-19 dengan flu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Cicitan Presiden AS Donald Trump di Twitter ditandai karena menyebarkan misinformasi. Trump meremehkan Covid-19 dengan membandingkannya dengan flu.
Foto: Twitter
Cicitan Presiden AS Donald Trump di Twitter ditandai karena menyebarkan misinformasi. Trump meremehkan Covid-19 dengan membandingkannya dengan flu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Facebook Inc dan Twitter mengambil tindakan terhadap unggahan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Selasa (6/10). Status Trump melanggar aturan terhadap misinformasi virus Corona dengan menyarankan bahwa Covid-19 sama seperti flu.

Data dari alat metrik perusahaan CrowdTangle menunjukkan, Facebook menghapus unggahan tersebut setelah dibagikan sekitar 26 ribu kali.  Perusahaan media sosial terbesar di dunia ini jarang mengambil tindakan terhadap unggahan dari presiden AS itu.

Baca Juga

"Kami menghapus informasi yang tidak benar tentang keparahan Covid-19," kata juru bicara perusahaan.

Langkah ini bukan pertama kali, Facebook menghapus postingan Trump karena misinformasi virus Corona. Hal yang sama pernah dilakukan pada Agustus. Unggahan itu memuat video saat presiden secara keliru mengklaim bahwa anak-anak hampir kebal terhadap Covid-19.

Sedangkan Twitter menonaktifkan kicauan ulang pada status serupa dari Trump pada hari yang sama. Perusahan ini menambahkan label peringatan yang mengatakan itu melanggar aturannya tentang menyebarkan informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terkait dengan Covid-19.

Twitter telah menggunakan label untuk menandai kicauan dengan informasi yang salah, termasuk dari presiden. 

Menurut perkiraan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, selama musim influenza 2019-2020, flu dikaitkan dengan 22 ribu kematian di AS. Dengan perbandingan itu Trump menilai virus Corona setara dengan flu.

Sejak kasus pertama virus Corona baru tercatat di AS pada awal tahun ini, lebih dari 210 ribu orang telah meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Bahkan, Trump pun terkena virus tersebut dan mendapatkan perawatan selama tiga hari di rumah sakit.

Tapi, setelah kembali ke Gedung Putih, Trump mengatakan kepada warga AS untuk tetap beraktivitas dan tidak takut akan Covid-19. "Silicon Valley dan media arus utama secara konsisten menggunakan platform mereka untuk menakut-nakuti dan menyensor Presiden Trump untuk menjalankan agenda mereka sendiri, bahkan sekarang selama momen kritis dalam perang melawan virus Corona," kata juru bicara kampanye Trump, Courtney Parella.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement