Rabu 07 Oct 2020 15:12 WIB

Pemerintah AS Minta MA Kembalikan Vonis Mati Tsarnaev

Tsarnaev dinilai berperan penting dalam serangan bom Boston pada 2013.

Dhzokhar Tsarnaev, diidentifikasi FBI sebagai
Foto: BOSTON POLICE DEPARTMENT
Dhzokhar Tsarnaev, diidentifikasi FBI sebagai

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Selasa meminta Mahkamah Agung untuk mengembalikan hukuman mati bagi pengebom Boston Marathon Dzhokhar Tsarnaev. Ia dinilai membantu melakukan serangan pada 2013 yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 lainnya.

Departemen Kehakiman dalam petisinya ke Mahkamah Agung berpendapat bahwa pengadilan banding secara tidak benar telah membatalkan hukuman mati dalam salah satu penuntutan terorisme terpenting dalam sejarah bangsa (Amerika Serikat).

Pengadilan banding Federal pada Juli membatalkan hukuman mati Tsarnaev, dengan menyimpulkan bahwa hakim pengadilan "gagal" dalam melakukan proses pemilihan juri dan menyaring juri untuk adanya kemungkinan bias setelah publikasi praperadilan.

Departemen Kehakiman pun berpendapat bahwa dengan melakukan hal itu, pengadilan banding telah menyangkal pengadilan distrik untuk mengelola pemilihan juri.

Departemen tersebut juga mengatakan bahwa jika putusan pengadilan banding tetap berlaku, maka seluruh kasus harus dibuka kembali. "Para korban harus sekali lagi mengambil sikap untuk menggambarkan kengerian yang ditimbulkan terdakwa terhadap mereka," demikian bunyi petisi dari Departemen Kehakiman AS.

Sementara pengacara Tsarnaev, David Patton, belum menjawab permintaan untuk komentar. Sikap para korban serangan bom Boston Marathon terpecah-belah mengenai tuntutan hukuman mati terhadap Tsarnaev. Patton sebelumnya berpendapat bahwa jaksa penuntut harus mengizinkan "penutupan" dengan memberikan hukuman penjara seumur hidup.

Tsarnaev, 27, dan kakak laki-lakinya, Tamerlan, memicu kepanikan selama lima hari di kota Boston pada 15 April 2013, ketika mereka meledakkan dua bom panci buatan sendiri di garis akhir lomba lari marathon dan kemudian mencoba melarikan diri dari kota itu.

Pada hari-hari berikutnya, mereka juga membunuh seorang petugas polisi. Namun, Tamerlan tewas setelah peristiwa baku tembak dengan polisi.

Pada Juri federal pada 2015 memutuskan Tsarnaev bersalah atas semua 30 dakwaan yang dia hadapi dan kemudian memutuskan bahwa dia pantas dieksekusi atas tindakan serangan bom yang menewaskan Martin Richard (8 tahun) dan siswa pertukaran China Lingzi Lu (23 tahun).

Manajer restoran Krystle Campbell, 29, juga tewas dalam peristiwa ledakan bom Boston Marathon.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement