REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Australia memiliki kemitraan khusus, strategis, dan kerja sama yang luar biasa. Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan, Rabu, pada awal pertemuan dengan mitranya dari Australia.
Pertemuan Motegi dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne berlangsung sehari setelah pertemuan kelompok menteri luar negeri Quad, yang diikuti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan India.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan kerja sama yang lebih dalam dengan sekut-sekutu Asia sebagai benteng pertahanan terhadap pengaruh regional China yang berkembang.
Motegi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Payne pada Selasa bertemu secara terpisah dengan Pompeo dan keduanya membahas keprihatinan bersama mereka mengenai aktivitas China di Indo-Pasifik.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo pada Selasa (6/10) memulai pertemuan dengan rekan-rekannya dari Asia dan Indo-Pasifik ketika Washington berupaya untuk memperkuat dukungan di antara sekutu regional pada saat ketegangan hubungan historis dengan China.
Perjalanan itu, yang pertama ke Asia Timur sejak Juli 2019, telah dikurangi menjadi satu hari penuh di Jepang, setelah Presiden AS Donald Trump didiagnosis dengan virus Corona. Pompeo membatalkan rencana kunjungan ke Mongolia dan Korea Selatan.
China telah mengecam Quad sebagai upaya untuk menahan perkembangan negeri Tirai Bambu itu. Sementara pertemuan Quad mungkin tidak menghasilkan rencana tindakan tertentu. "Namun fakta dari pertemuan tersebut akan menjadi peringatan bagi China dan menimbulkan kecemasan di Beijing bahwa suatu hari mungkin akan tumbuh pengelompokan formal seperti NATO," kata para ahli.
Juru bicara kementerian luar negeri India Anurag Srivastava mengatakan para menteri luar negeri kemungkinan akan menekankan dukungan mereka untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka pada pertemuan tersebut.