Rabu 07 Oct 2020 16:55 WIB

Banjir Mulai Marak, Waspada Klaster Corona di Pengungsian

Kondisi Indonesia yang rawan bencana jangan sampai menambah double burden.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah
Foto: BNPB Indonesia
Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki musim penghujan, bencana banjir mengakibatkan korban terdampak yang berbondong-bondong mengungsi ke tempat aman atau tenda. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan, ancaman klaster penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) tempat pengungsian.

"Kondisi Indonesia yang rawan bencana jangan sampai menambah double burden yang kita harus hadapi, jadi kita semua harus siap. Di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang belum selesai, ternyata masih ada tantangan bencana lainnya yaitu banjir yang berpotensi memunculkan klaster baru pengungsian," kata Kepala Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema 'Covid-19 dalam Angka: Membahas Perkembangan Kasus di 10 Provinsi Prioritas', Rabu (7/10).

Dia menjelaskan, banjir membuat orang atau korban terdampak harus mengungsi dan berkumpul. Kemudian, kondisi ini berpotensi memunculkan klaster baru pengungsian. Oleh karena itu, Dewi meminta, pemerintah daerah (pemda) harus menyiapkan inovasi ketika terjadi banjir.

"Harus ada inovasi yang disiapkan dari sekarang. Pemda bisa memetakannya sehingga model tempat pengungsian tidak seperti biasanya, mungkin bisa ada sekatnya," ujarnya.

Terkait protokol kesehatan di tempat pengungsian, Dewi meminta yang harus dipastikan adalah sanitasi di tempat pengungsian. Sebab, dia menyebutkan, korban bencana bisa berkumpul dalam satu tempat, kemudian saat pengungsi di tempat tidur, kemungkinan tidak menjaga jarak antara satu orang dengan lainnya, termasuk pengungsi anak-anak yang pastinya berkumpul dan tidak mungkin bisa diam.

Jadi, Dewi meminta, pemerintah daerah memastikan ruangan di tempat pengungsian, tempat makan, dapur, hingga kamar mandi seperti apa dan pastinya wajib menerapkan protokol kesehatan 3M. 

Dia mengatakan, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo telah mengunjungi daerah-daerah. Dia mengeklaim, Doni tidak hanya mengingatkan bahaya pandemi ini tetapi juga potensi bencana lainnya.

"Ini harus diantisipasi jauh-jauh hari. Ini menjadi pelajaran besar bagi Indonesia bahwa kita punya berbagai potensi bencana yang cukup besar," ujarnya. 

Ketika pemda sudah memahami bagaimana cara mengantisipasi bencana, Dewi percaya upaya ini sangat berpengaruh untuk menekan fatalitas ketika terjadi bencana. "Jadi bukan hanya mengendalikan pandemi," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement