REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang dan Australia pada Rabu (7/10) membicarakan kemitraan strategis khusus dan menyepakati perluasan langkah-langkah keamanan serta memperdalam kerja sama dalam menghadapi kondisi regional yang "berubah".
"Kedua negara kita memiliki kemitraan strategis khusus, dan kemungkinan untuk memperdalam kerja sama sangat besar," kata Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi kepada mitranya dari Australia, Marise Payne, pada awal pertemuan.
Dalam diskusi mereka, keduanya sepakat untuk memperluas kerja sama di bidang keamanan sebagai tanggapan atas "masalah baru", kata Kementerian Luar Negeri Jepang dalam sebuah pernyataan, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan. Mereka juga setuju untuk mengupayakan kunjungan ke Jepang oleh Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada "waktu yang tepat."
Pertemuan antara Menlu Motegi dan Menlu Payne berlangsung sehari setelah pembicaraan empat arah antara para menlu Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan India. Dalam pertemuan tersebut, Menlu AS Mike Pompeo menyerukan kerja sama yang lebih dalam dengan sekutu AS di Asia sebagai benteng melawan pengaruh regional China yang berkembang.
Kunjungan Pompeo, yang pertama ke Jepang dalam lebih dari setahun, bertepatan dengan ketegangan yang memburuk dengan China dan membuatnya menyerukan front persatuan melawan Beijing, subjek sensitif bagi sekutu Washington yang bergantung pada China untuk perdagangan.
China telah memperingatkan tentang "kelompok eksklusif" yang menargetkan pihak ketiga, tetapi pernyataan tentang pertemuan pada Rabu tidak menyebutkan nama China. Setelah bertemu dengan Menlu Australia, Motegi kemudian bertemu dengan mitranya dari India, Subrahmanyam Jaishankar.
Motegi mengatakan Tokyo akan terus menekankan kemitraan strategisnya dengan India di bawah pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang menjabat bulan lalu. Media India berspekulasi bahwa India akan mengundang Australia untuk berpartisipasi dalam latihan angkatan laut tahunan Malabar bersama Jepang dan AS.
Delhi ragu untuk membuat latihan lebih besar karena China di masa lalu telah mengkritik latihan multilateral yang diusulkan tersebut sebagai pengelompokan anti-China yang didorong oleh AS. Meskipun Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan Motegi dan Jaishankar setuju untuk tetap berhubungan dekat, tidak disebutkan sama sekali tentang latihan tersebut.