Rabu 07 Oct 2020 19:55 WIB

RS Muhammadiyah Sudah Tangani 3.330 Terkonfirmasi Covid-19

Muhammadiyah sejak awal pandemi berkomitmen membantu pemerintah mengatasinya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kini memasuki bulan kedelapan pandemi Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data pemerintah, sampai 6 Oktober 2020 sudah ada 11.374 orang meninggal dunia, 311.176 orang terkonfirmasi positif dan 63.365 kasus aktif.

Sejak 19 September 2020, pertambahan kasus terkonfirmasi positif harian mayoritas di atas angka 4.000 kasus. Hanya lima kali berada di bawah angka 4.000 kasus yaitu tanggal 20, 27, 28 September, serta 4 dan 5 Oktober 2020.

Baca Juga

Sementara, angka kesembuhan di atas 4.000 sejak tanggal yang sama hanya tiga kali yaitu 25 dan 30 September serta 5 Oktober 2020. Angka itu menunjukkan kalau Covid-19 masih terus menjadi ancaman serius bagi rakyat Indonesia.

Tampaknya masih dibutuhkan waktu lebih lama lagi bagi semua orang di negara ini untuk bisa bergandengan tangan bersama-sama mengatasinya. Baik itu pemerintah, warga negara, swasta sampai organisasi masyarakat.

Ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Drs. Agus Samsudin mengatakan, Muhammadiyah sejak awal pandemi berkomitmen membantu pemerintah mengatasinya. Terlebih, Muhammadiyah salah satu ormas terbesar di Indonesia.

"Komitmen itu teruji hingga memasuki bulan kedelapan pandemi di Indonesia, Muhammadiyah melalui MCCC masih terus memberikan layanan penanganan Covid-19 dari sisi pencegahanan maupun layanan kesehatan baik fisik maupun mental," kata Agus, Rabu (7/10).

Hingga kini, ada 82 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) terlibat penanganan pasien Covid-19. Jumlah terbanyak ada di Jawa Timur (32), diikuti Jawa Tengah (30), DI Yogyakarta (6), DKI Jakarta (5), Sumatera Barat (2).

Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Jawa Barat masing-masing satu rumah sakit. Sampai 6 Oktober 2020, ada 3.330 kasus terkonfirmasi positif ditangani RSMA.

"Ada 3.330 terkonfirmasi positif ditangani RSMA berbagai daerah dengan jumlah kasus probable 549 dan suspek 2.648 kasus. Hingga Agustus 2020, Muhammadiyah sudah kehilangan enam perawat dan satu dokter meninggal dunia akibat Covid-19," ujar Agus.

Demi mendukung operasional semua RSMA, butuh logistik medis yang cukup. Maka itu, Muhammadiyah sudah menyalurkan macam-macam logistik medis mulai masker bedah, sarung tangan, masker N95, cover all, goggles, RDT sampai PCR.

Ada pula masker kain, face Shield, sarung tangan dan plastik panjang cover sepatu mencapai ratusan ribu unit. Untuk masyarakat umum, sudah ada 500 ribu masker dibagi lewat 34 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) seluruh Indonesia.

Selain penanganan pasien, Muhammadiyah sosialisasi Covid-19 dan pencegahan secara aktif kepada warga melalui beragam cara. Sosialisasi langsung lewat spanduk, banner, buku, selebaran dan menggunakan mobil penerangan keliling.

Untuk media, hampir semua media dipakai baik itu media cetak, daring, radio, televisi dan media sosial. Selain sosialisasi, ada penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan hand sanitizer didukung Lazismu dan berbagai lembaga.

Mulai dari lembaga-lembaga Indonesia maupun negara-negara sahabat, bahkan dan swasta yang hingga kini masih banyak menjalankan layanan. Seperti konsultasi kesehatan, pendampingan psikososial dan agama. "Hingga kini, di luar layanan penanganan pasien Covid-19, Muhammadiyah total sudah menggelontorkan dana Rp 189 miliar lebih dengan penerima manfaat lebih dari 20 juta jiwa," kata Agus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement