Rabu 07 Oct 2020 22:24 WIB

Satgas PEN: Uang Lebih Baik Dibelanjakan Daripada Ditabung

Ketua satgas PEN memahami belanja uang masyarakat terhambat karena harus di rumah

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kedua kiri), Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) dan Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin (kanan) memberikan konferensi pers seusai rapat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Airlangga mengatakan rapat tersebut membahas revisi terhadap Perpres 82/2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan PEN yang meliputi kelengkapan struktur anggota komite, penetapan anggaran dan pelaksanaan kegiatan komite, dan pengadaan vaksin.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan), Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kedua kiri), Kepala BNPB Doni Monardo (kiri) dan Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi Sadikin (kanan) memberikan konferensi pers seusai rapat Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Airlangga mengatakan rapat tersebut membahas revisi terhadap Perpres 82/2020 tentang Komite Penanganan COVID-19 dan PEN yang meliputi kelengkapan struktur anggota komite, penetapan anggaran dan pelaksanaan kegiatan komite, dan pengadaan vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (PEN) mendorong masyarakat kelas ekonomi menengah untuk tidak terlalu banyak mengendapkan uangnya di bank, namun membelanjakannya ke sektor riil untuk mendorong perputaran uang di masyarakat.

“Untuk teman yang kebetulan di kalangan menengah. yang bisa akses ke gawai. ke toko-toko e-commerce, Jangan lupa spent juga lewat e-commerce supaya ada perputaran roda ekonomi, daripada itu ditabung terus tidak bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (7/10).

Hal itu dikatakan Budi menanggapi meningkatnya simpanan masyarakat di perbankan yang tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) per Agustus 2020 sebesar 11,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan Juli 2020, yakni 8,53 persen.

Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pertumbuhan tertinggi DPK terjadi pada kelompok dana di atas Rp 5 miliar, yakni 15,2 persen (yoy). Kemudian kelompok Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, 10,1 persen (yoy), dan selanjutnya kelompok simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta yang sebesar 9,5 persen (yoy).

Budi memahami bahwa konsumsi masyarakat juga terhambat karena masyarakat harus lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19.

Oleh karena itu, Budi mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan 3M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak agar dapat menurunkan tingkat penularan COVID-19. Jika wabah COVID-19 dapat dikendalikan, akan tercipta rasa aman bagi masyarakat.

“Motonya Satgas bahwa kesehatan pulih, ekonomi bangkit. Kita perlu sekali untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan rasa aman, karena begitu rasa aman timbul, teman-teman kita mulai berani keluar melakukan kontak fisik sehingga roda ekonomi bisa berputar kembali secara normal. Tanpa adanya rasa aman ini, akan sulit ekonomi kita berputar secara normal kembali, apapun yang kita lakukan di bidang ekonomi,” ujar Wakil Menteri I BUMN ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement