Kamis 08 Oct 2020 07:08 WIB

Lapan Ungkap Ancaman 'Kiamat' di Revolusi Industri 4.0

Kiamat bisa terjadi jika satelit yang mengantariksa alami gangguan besar.

Red: Teguh Firmansyah
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - Thomas Djamaluddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengemukakan bahwa pada masa revolusi industri 4.0 saat ini "kiamat" bisa terjadi ketika satelit yang mengantariksa terganggu dan menimbulkan gangguan besar bagi kehidupan manusia di Bumi.

Saat membuka webinar "Festival Sains Antariksa 2020: Satellite for Better Life" secara daring di Jakarta, Rabu (7/10), Thomas mengatakan pada 2012 masyarakat ribut soal datangnya kiamat, namun yang terjadi sebenarnya adalah bahwa badai matahari mengancam operasi satelit di antariksa.

"Bayangkan jika satelit terhantam badai matahari dan rusak, ada yang mati dan tidak bisa berfungsi lagi, dan justru mengganggu satelit lain yang masih berfungsi. Maka sekian banyak kehidupan di Bumi akan terganggu, sekian banyak operasional bank terganggu. Itu terjadi saat satelit Telkom-1 milik PT Telkom Indonesia terganggu dan membuat masyarakat tidak bisa akses ATM," kata Thomas.

Sejak satelit Sputnik 1 yang diluncurkan Rusia mengorbit pada 1957, teknologi satelit terus berkembang dan semakin menjadi kebutuhan. Teknologi satelit menjadi tulang punggung teknologi informasi dan komunikasi yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa ini.