Kamis 08 Oct 2020 12:43 WIB

Benarkah Lensa Bluray Efektif Lindungi Mata dari Radiasi?

Sebuah penelitian baru ungkap efektivitas lensa bluray terhadap radiasi ponsel.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Sebuah penelitian baru ungkap efektivitas lensa bluray terhadap radiasi ponsel (Foto: Ilustrasi kacamata bluray)
Foto: Pixabay
Sebuah penelitian baru ungkap efektivitas lensa bluray terhadap radiasi ponsel (Foto: Ilustrasi kacamata bluray)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lensa kacamata blue ray (bluray) atau perlindungan dari sinar radiasi banyak diklaim mampu mengurangi ketegangan mata, mencegah kerusakan retina, atau bahkan membantu pengguna untuk tidur lebih nyenyak. Tetapi apakah klaim itu valid? Baru-baru ini para peneliti mengungkap bahwa keefektifan lensa anti blue ray belum sepenuhnya jelas.

Studi yang menyelidiki kacamata anti bluray dan tidur memiliki ukuran sampel kecil, tidak diacak, dan menunjukkan hasil yang beragam. Misalnya, studi tahun 2019 menemukan bahwa penggunaan kacamata anti blueray bisa menambah durasi tidur hingga 44 menit.

Baca Juga

Kemudian, mengurangi kecemasan dan depresi bagi orang dengan insomnia yang menjalani terapi perilaku kognitif. Meskipun hasilnya menarik, ukuran sampelnya hanya 30 orang dan semuanya insomnia. Penelitian ini juga sampelnya tidak acak.

Kemudian ada juga studi tahun 2017 yang menemukan kacamata berwarna kuning meningkatkan kualitas tidur, penurunan gejala insomnia, dan memicu waktu bangun lebih awal. Tetapi lagi-lagi, studi ini hanya melibatkan 15 orang peserta.

Kacamata anti bluray bukanlah satu-satunya cara untuk membatasi sinar radiasi baik itu dari komputer, gawai, atau sinar matahari. Kacamata hitam dengan kualitas tinggi juga bisa menghalangi sinar biru, karena kacamata itu dirancang untuk menghalangi sinar matahari.

Untuk mencegah ketegangan mata, Presiden American Optometric Association William Reynolds, merekomendasikan aturan 20-20-20 yaitu setiap 20 menit melihat suatu tempat sejauh 20 kaki selama 20 detik. Pilihan lainnya adalah mengubah mode perangkat menjadi mode gelap atau kuning.

Di samping itu, tidak ada bukti bahwa mata anak-anak merespons radiasi secara berbeda dengan mata orang dewasa. Tetapi Reynolds menunjukkan bahwa tingkat miopi atau rabun jauh, telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, sebuah tren yang dikaitkan dengan peningkatan penggunaan komputer.

“Rabun jauh terjadi sekitar 25 persen di Amerika Serikat pada 1980-an. Dan sekarang naik menjadi sekitar 40 persen," kata Reynolds seperti dikutip dari laman Fatherly, Kamis (8/10).

Ia menghubungkan hal ini dengan peningkatan "digital near work" atau fokus pada perangkat digital dari dekat. Bagi anak-anak yang matanya baru berkembang, ketika mereka fokus pada sesuatu dalam waktu yang lama, itu merangsang mata untuk memanjang. Hal ini yang menyebabkan miopi meningkatkan panjang poros mata.

”Tidak hanya tingkat miopi yang meningkat, bisa juga muncul penyakit retinal dan glaukoma. Tapi solusinya sederhana. Pergi keluar dan bermainlah. Lakukan beberapa aktivitas selain menggunakan iPad atau ponsel sepanjang hari,” jelas Reynolds.

Pada akhirnya, tidak cukup bukti bahwa kacamata anti bluray memiliki efek signifikan. Ada banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi gejala ketegangan mata dan lainnya. Misal beristirahat sejenak dari menatap komputer, membatasi waktu layar di malam hari atau menggunakan mode gelap.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement