REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Demo serikat pekerja dan serikat buruh di Kantor DPRD Kabupaten Purwakarta pada Rabu (7/10) kemarin sempat ricuh. Kericuhan terjadi antara massa berunjukrasa yang diamankan oleh kepolisian dan TNI serta Satpol PP.
Kapolres Purwakarta AKBP Indra Setiawan mengatakan pihaknya langsung mengantisipasi kerusuhan yang terjadi kemarin. Delapan orang diperiksa karena diduga memicu kerusuhan yang ternyata bukan dari kelompok buruh.
“Sementara yang bisa kita peroleh beberapa diantaranya pelajar. Itu diluar buruh dan mahasiswa,” kata Indra kepada wartawan di Mapolres Purwakarta, Kamis (8/10).
Menurutnya delapan orang ini masih dalam pemeriksaan dan penyelidikan kepolisian. Terkait motif dan keikutsertaan dalam aksi unjuk rasa tersebut. “Kita amankan delapan orang untuk selamjutnya kita lakukan proses penyelidikan,” ujarnya.
Ia menjelaskan kericuhan kemarin sore disebabkan karena suasana memanas di antara demonstran. Kemudian beberapa orang di antara kerumunan massa melempatkan batu, botol kaca hingga kayu. Karenanya petugas langsung melakukan upaya pembubaran dengan menyemprotkan gas air mata untuk meredam kerusuhan.
Ia menambahkan pada Kamis (8/10) ini juga petugas masih mengamankan sejumlah titik terkait aksi unjuk rasa lanjutan para pekerja ini. Bersama tim gabungan, petugas mengantisipasi potensi kericuhan kembali dengan pengamanan ketat. “Titik pengamanan tentunya di tempat yang akan dituju. Kantor pemerintah daerah, DPRD, serikat-serikat, kawasan industri,” tambahnya.
Sebanyak 500 personel gabungan diturunkan untuk melakukan pengamanan. Diimbau agar massa yang berunjukrasa untuk tetap menjaga kondusivitas Purwakarta. Ia meminta aspirasi disampaikan dengan damai untuk memcegah potensi terjadinya kerusuhan.
Sebelumnya pada Rabu (7/10) sore kemarin massa yang berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kabupaten Purwakarta ricuh. Massa merubuhkan pagar dan membuat rusak beberapa fasilitas di kantor dewan tersebut.