REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BNI Syariah tetap mengalami pertumbuhan pada tahun ini. Per Agustus 2020, outstanding pembiayaan BNI Griya iB Hasanah berada di posisi Rp13,89 triliun atau tumbuh 8,46 persen year-on-year (yoy).
Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan BNI Syariah, Iwan Abdi, mengakui penerapan work from home (WFH) dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara tidak langsung telah mempengaruhi jumlah aplikasi masuk dan booking pembiayaan BNI Griya iB Hasanah.
"Untuk itu dalam hal ini, BNI Syariah bersikap hati-hati terhadap penyaluran pembiayaan," kata Iwan kepada Republika, Kamis (8/10).
Meski demikian, Iwan meyakini, pembiayaan KPR BNI Syariah akan tetap tumbuh hingga akhir tahun ini. BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan BNI Griya iB Hasanah tetap diatas 5 persen secara yoy. Iwan pun optimistis target tersebut dapat tercapai.
Untuk mencapai target tersebut, BNI Syariah akan tetap fokus pada pemantauan dan perbaikan kualitas pembiayaan nasabah eksisting. Perusahaan akan lebih selektif dan fokus pada pemasaran produk ke segmen nasabah fix income untuk ASN, BUMN maupun Swasta Bonafit yang tidak terdampak Covid-19.
Di samping itu, BNI Syariah akan mengoptimalkan media sosial, digital marketing dan channel-channel marketing yang ada untuk mempermudah nasabah mengajukan KPR. BNI Syariah juga akan memasarkan program KPR subsidi pemerintah melalui program FLPP.
Selain BNI Griya iB Hasanah, di masa pandemi ini BNI Syariah juga meluncurkan program “New Normal” yaitu Tunjuk Rumah DP 0 Persen (Bebas Uang Muka). Program ini bertujuan untuk pembelian rumah baru atau apartment baru pada developer rekanan dengan periode berlaku sampai 31 Desember 2020.