REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus mengatakan polisi tengah menyelidiki kasus perusakan fasilitas umum saat aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja. Yusri mengatakan, pelaku adalah perusuh yang menunggani aksi buruh dan mahasiswa.
Setidaknya Halte Transjakarta Bundaran HI yang menyambung dengan Halte MRT, Halte Transjakarta, Halte Transjakarta Tosari ICBC dan Tosari lama dibakar. "Termasuk korban polisi juga sudah enam yang korban luka, kemudian juga ada beberapa fasilitas kepolisian seperti pos lantas dibakar, dirusak, ada juga halte bus, tulis saja perusuh," ujar Yusri, Jakarta Pusat, Kamis (8/10).
Menurut Yusri, mereka yang melakukam vandalisme atau perusakan fasilitas publik adalah perusuh yang menungggangi teman-teman buruh melakukan unjuk rasa. Selain sarana publik dirusak dan dibakar, kata Yusri, korban polisi juga menjadi korban, setidak ada enam petugas terluka.
"Sudah hampir seribu yang kita amankan, itu adalah anarko-anarko itu, perusuh-perusuh itu," kata Yusri.
Sebelumnya, petugas Kepolisian terus memukul mundur para demonstran dari Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Gambir ke arah Bundaran Hotel Indonesia (HI) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Namun disela-sela petugas memukul mundur oknum demonstran membakar Halte MRT dan Halte Transjakarta Bundaran HI, Kamis (8/10) sekitar pukul 17.30 WIB.
Selain Halte Bundaran HI, oknum demonstran juga membakar Halte Trasnjakarta Tosari ICBC dan Tosari Lama yang tak jauh dari Bundaran HI. Kemudian massa juga membakar sekat penghalang proyek serta merusak beberapa rambu lalulintas. Meski dipukul mundur, massa yang didominasi mahasiswa dan buruh terus berupaya merengsek kembali ke Patung Kuda di Gambir.
"Apakah cuma karena gas air mata kalian mundur? Ini demi nasib panjang bangsa Indonesia," ujar orator dari atas mobil komando.